Definisi Kelas Sosial
Berdasarkan
karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas
atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti
yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok
dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa
harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Kelas Sosial
atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk
menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.Jadi, definisi
Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:Sekelompok manusia yang menempati
lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Status Sosial
Kelas sosial
timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.
Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status
sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena
memiliki status sosial yang rendah.
Contoh :
Pada
masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana,
Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat
disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar
seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa,
Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh
kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Pengaruh Kelas Sosial dan Status
Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Aspek
hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli
berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas
sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin
menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut
adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan
yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori
yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif
dari kelas sosial.
Peneliti
konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor
gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang
cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para
individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial
dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan
bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan
mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang
yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar
sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik
sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens
kelas sosial yang lebih rendah.
Kelas sosial
merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek
hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk
menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan,
apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini
begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu
semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta
dengan sendirinya.
Adapun yang
merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan
mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan,
pendidikan dan penghasilan Mesir Kuno.
Gaya hidup
dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah.
Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan
sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas social mana seseorang berasal.
Eklusivitas
yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas social tertentu, mereka
enggan bergaul dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul
dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.
Pola
perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas
social di bawahnya. Sebaliknya kelas social bawah akan memandang mereka sebagai
orang boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang
manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang
menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari
etnosentrisme.
Peranan dan Status
Sepanjang
kehidupan, seseorang akan terlibat dalam beberapa kelompok baik secara langsung
maupun tidak langsung, misalnya :
keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat
diartikan sebagai Peranan dan Status.
a. Faktor
Pribadi
Keputusan
seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia
dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan
konsep diri.
b. Faktor
Psikologis
Pilihan
seseorang membeli juga dipengaruhi oleh 4 faktor psikologis utama, yaitu
motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap. Motivasi seperti yang
diterangkan oleh teori Robert Maslow “Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan
aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi
anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk
dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan
pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri)”.
Pendekatan
yang sistematis untuk mengukur kelas sosial mencakup dalam berbagai kategori
berikut :
1. Ukuran
Subyektif
Dalam
pendekatan subyektif untuk mengukur kelas sosial, para individu diminta untuk
menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing. Klasifikasi keanggotaan
kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi partisipan terhadap
dirinya.
2. Ukuran
Reputasi
Pendekatan
reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan informan mengenai masyarakat
yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal mengenai keanggotaan kelas sosial
orang lain dalam masyarakat.
3. Ukuran Obyektif
Berbeda dari
metode subjektif dan reputasi, yang mengharuskan orang memimpikan kedudukan kelas
mereka sendiri atau kedudukan para anggotanya.
pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian.html
ormal>Merek lain yang lebih unggul dalam memberikan manfaat yang
diharapkan seringkali mempengaruhi hubungan sikap dengan perilaku. Konsumen bisa memilih merek lain karena
setelah dipilih dan dirasakan ternyata sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
Kekuatan sikap
Sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku, ketika
sikap tersebut sangat kuat ada pada konsumen.
Perubahan sikap dapat dilakukan
melalui 5 (lima) strategi berikut :
Mempengaruhi persepsi konsumen yang berkaitan dengan fungsi
sikap yaitu fungsi manfaat, fungsi citra diri, fungsi nilai-nilai, fungsi
pengetahuan. Agar terbentuk sikap positif pada konsumen, maka dalam
mempromosikan produk sebaiknya pemasar memperhatikan aspek fungsi sikap.
Menghubungkan produk dengan kelompok atau acara yang dikagumi
Sikap dihubungkan dengan sebagian atau berbagai golongan,
peristiwa sosial, atau kegiatan amal tertentu.
Memecahkan masalah dua sikap yang bertentangan
Para konsumen dapat diyakinkan bahwa sikap mereka yang
negatif terhadap produk atau merek tertentu sebetulnya tidak bertentangan
dengan dengan sikap yang lain, mereka dapat dibujuk untuk merubah penilaian
mereka terhadap merek tersebut ( beralih dari sikap negatif ke sikap positif ).
Mengubah komponen multi atribut
Untuk mengubah sikap konsumen pemasar menambah atribut pada
produknya dengan melengkapi manfaat atau hal lain yang dapat meningkatkan
keunggulan produknya.
Mengubah keyakinan konsumen terhadap merek pesaing
Pemasar untuk mengubah sikap konsumennya dapat membandingkan
produknya dibandingkan produk lain, dengan harapan agar konsumen berubah
keyakinannya/ kepercayaannya terhadap merek pesaing.
SUMBER :
http://yogifajarpebrian13.wordpress.com/2011/12/22/mempengaruhi-sikap-dan-perilaku/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar