Selasa, 07 April 2015

TEKNIK PROYEKSI BISNIS

Peramalan Bisnis


Kegiatan manusia senantiasa diarahkan pada kondisi pada waktu yang akan datang, yang kebenarannya tidak dapat diketahui secara pasti. Hal yang sama juga terjadi pada kegiatan bisnis. Orang bisnis melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatau pada waktu yang akan datang serta memperhitungkan kondisi yang mungkin terjadi pada waktu itu.
Kondisi pada waktu yang akan datang tidaklah dapat diperkirakan seara pasti sehingga orang bisnis mau tidak mau mesti bekerja dengan berorientasi pada kondisi pada waktu yang akan datang yang tidak pasti.
Dimana sering terjadi senjang waktu (time leg) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu senjang (time leg) ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan, jika waktu tenggang ini panjang dan hasil peristiwa akhir bergantung pada faktor – faktor yang dapat diketahui, maka perencanaan dapat memegang peranan penting. Dalam situasi ini diperlukan suatu peramalan yang menggunakan teknik – teknik tertentu yang biasa disebut teknik peramalan bisnis. Melalui teknik – teknik ini diharapkan bahwa dapat mengidentifikasi dan membuat perencanaan yang diperlukan untuk menghadapi situasi masa depan.
Maka dari itu kami akan membuat membuat penulisan mengenai teknik peramalan bisnis mengenai beberapa hal, yaitu:
1.      Arti penting peramalan bisnis.
2.      Keterbatasan peramalan.
3.      Jenis – jenis peramalan.
4.      Langkah – langkah peramalan bisnis.
5.      Tahapan peramalan bisnis.
6.      Pengendalian proses bisnis.


1.    Arti Penting Peramalan Bisnis

Kegiatan bisnis selalu diarahkan ke masa depan, sementara masa depan sulit dipastikan situasi dan kondisinya. Masa depan memang penuh tanda tanya dan sulit diperkirakan seperti apa jadinya. Namun bisnis selalu diarahkan ke masa depan, dimana masa depan ini menyangkut masa depan perusahaan, apakah perusahaan masih dapat eksis atau tidak?. Atau masih dapat menjual dan menghasilkan laba lagi atau tidak?. Itulah sebagian pertanyaan menyangkut masa depan.
Maka dari itu diperlukan suatu metoda – metoda dimana kita bisa meramalkan atau memperkirakan mengenai masa depan. Dalam hal ini meramalkan secara historis, dengan menggunakan data – data historis yang ada karena biasanya tidak pernah jauh berbeda.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecendrungan, dan pola yang sistematis. Dalam dunia bisnis hasil peramalan mampu memberi gambaran tentang masa depan perusahaan yang memungkinkan perusahaan melakukan perencanaan, menciptakan peluang bisnis, mengatur peluang investasi, dan lain – lain.


2.    Keterbatasan Peramalan Bisnis

Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecendrungan, dan pola yang sistematis. Maka dari itu keterbatasan peramalan bisnis adalah disaat pola atau hubungan tersebut tidak dijumpai.

3.    Jenis – Jenis Peramalan

Jenis peramalan dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu, ruang lingkup, dan metoda yang digunakan. Berdasarkan jangka waktunya, peramalan dibedakan menjadi peramalan jangka panjang dan jangka pendek. Peramalan jangka panjang dilakukan oleh para pimpinanan puncak suatu perusahaan dan bersifat umum. Peramalan bersifat jangka pendek biasanya dilakukan oleh para pimpinan pada tingkat menengah dan bawah dan lebih bersifat operasional.
Berdasarkan ruang lingkupnya, peramalan dibedakan menjadi peramalan mikro dan makro, contohnya adalah peramalan kondisi perekonomian dalam lima tahun yang akan datang (sebagai mikro) dan peramalan kondisi perusahaan dalam lima tahun yang akan datang (sebagai makro). Perlu diketahui juga bahwa batasan mengenai mikro dan makro itu adalah relatif.
Berdasarkan metoda peramalan yang digunakan, peramalan dibagi menjadi metoda kualitatif dan metoda metoda kuantitatif. Metoda kualitatif lebih didasarkan pada intuisi dan penilaian orang yang melakukan peramalan daripada pemanipulasian data historis yang tersedia. Dimana peramalan kuantitatif dapat dilakukan bila teradapat tiga kondisi berikut:
a.       Tersedia data historis
b.      Informasikan tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik
c.       Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang.

Beberapa metoda yang digunakan dalam metoda kuantitatif adalah sebagai berikut:
1.      Metode smoothing. Metode ini digunakan untuk jangka pendek, fungsi dari metode ini adalah untuk mengurangi ketidak teraturan musiman, sehingga mempunyai syarat minimal harus tersedia data dua tahun yang lalu, penggunaan metode ini misalnya untuk perencanaan dan pengendalian produksi dan persedian, serta perencanaan keuntungan.
2.      Metode box – jenkins.Hampir sama dengan metode smothing, tetapi caranya lebih kompleks, sehingga lebih sulit oleh karena itu metode ini lebih sering dipakai oleh para penaksir.
3.      Metode proyeksi trend dengan regresi.Untuk melakukan peramalan dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga data minimal yang dibutuhkan untuk menyusun peramalan dengan metode ini sekurang kurangnya lima tahun terakhir, metode ini biasanya di gunakan untuk ekspansi, atau investasi sebuah perusahaan.
4.      Metode Sebab Akibat ( Causal Methods / Korelasi ).
5.      Metode regresi dan korelasi.
6.      Model ekonometri
7.      Model input output atau lebih dikenal sebagai sederhana dua berganda.




4.    Langkah – Langkah Peramalan Bisnis

a.       Mengumpulkan data historis
b.      Menyeleksi dan memilih data
c.       Memilih model peramalan
d.      Menggunakan model peramalan


5.    Tahapan Peramalan Bisnis

Menurut Lerbing dan Aritonang (2009:1) pengunaan teknik peramalan diawal dengan pengeksplorasian kondisi pada waktu – waktu yang lalu guna mengembangkan model yang sesuai dengan pola data. Selanjutlan model itu digunakan untuk meramalkan kondisi waktu – waktu yang akan datang.

6.    Pengendalian Proses Peramalan

Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan dimasa mendatang melalui pengujian dimasa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa – peristiwa di waktu yang akan datang atas dasar pola – pola di waktu yang lalu dan penggunaan kebijakan, sedangkan proyeksi fungsi mekanikal. Proses peramalan biasanya terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut :

1.      Penentuan tujuan
Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang diingkinkan. Sebaliknya, tujuan tergantung kepada kebutuhan – kebutuhan informasi para manajer. Analisis membicarakan dengan para pembuat keputusan untuk mengetahui apa kebutuhan – kebutuhan mereka, dan menentukan :
a.       Variabel apa yang akan di estimasi.
b.      Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan.
c.       Untuk tujuan – tujuan apa hasil peramalan digunakan.
d.      Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan.
e.       Derajat ketepatan estimasi yang diinginkan.

2.      Pengembangan model
Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah pengembangan suatu model yang merupakan penyajian secara lebih sederhana sistem yang dipelajari. Dalam peramalan, model adalah suatu kerangka analitik yang bila dimasukan data masukan menghasilkan estimasi penjualan di waktu yang akan datang ( atau variabel apa saja yang di ramal ). Analisis hendaknya memilih suatu model yang menggambarkan secara realistis perilaku variabel – variabel yang dipertimbangkan.

3.      Pengujian model
Sebelum diterapkan , model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas dan realibilitas yang diharapkan. Ini sering mencakup penerapannya pada data historik dan penyiapan estimasi untuk tahun – tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan kenyataan ( aktual ). Dengan kata lain, pengujian model bermaksud untuk mengetahui validitas atau kemampuan prediktof secara logic suatu model.

4.      Penerapan model
Setelah pengujian, analisis menerapkan model dalam tahap ini, data historic dimasukan dalam model untuk menghasilkan suatu ramalan.

5.      Revisi dan evaluasi
Ramalan – ramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan karena adanya perubahan – perubahan dalam perusahaan atau lingkungan nya, seperti tingkat harga produk perusahaan karakteristik – karakteristik produk, pengeluaran – pengeluaran pengiklanan, tingkat pengeluaran pemerintah, kebijakan moneter dan kemajuan teknologi.

6.      Evaluasi, dilain pihak merupakan pembanding ramalan – ramalan dengan hasil – hasil nyata untuk menilai ketepatan penggunaan suatu metodologi atau teknik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga kualitas estimasi – estimasi di waktu yang akan datang.


PERAN PERAMALAN



Manfaat suatu peramalan bagi perusahaan :
1.         Menambah kemampuan perusahaan untuk mengadakan pengawasan informasi kegiatan – kegiatan tertentu atau memperbaiki proses pemberian laporan.
2.         Memungkinkan timbulnya team work diantara pimpinan.
3.         Memungkinkan di buatnya jadwal – jadwal pembelian, produksi, budget penjualan dan budget alokasi pengeluaran sehingga di peroleh pedoman dasar bekerja yang relatif lebih tepat.
Pengertian Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.
Perencanaan Strategic (Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut.
Ada 3 ( tiga ) alasan yang menunjukkan pentingnya Perencanaan Strategis :
1.      Perencanaan strategic memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentukbentuk perencanaan lainnya yang harus di ambil.
2.      Pemahaman terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencaaan lainnya.
3.      Pemahaman terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencaaan lainnya.
Dengan adanya perencanaan strategis ini maka konsepsi perusahaan menjadi jelas sehingga akan memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain dan dapat mengarahkan sumber-sumber organisasi secara efektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa perencanaan strategi dapat menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan, hal ini disebabkan karena:
1.      Perencanaan strategi merupakan tipe perencanaan yang terpenting
2.      Melakukan perencanaan strategi berarti menetapkan misi organisasi secara jelas
3.      Perencanaan strategi memungkinkan manajer mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya perubahan pada lingkungan organisasinya

Forecast penjualan memengaruhi, bahkan menentukan keputusan dan kebijaksanaan yang diambil, misalnya: 
1.      Kebijaksanaan dalam perencanaan produksi
2.      Kebijaksanaan persediaan barang jadi  Kebijaksanaan penggunaan mesin-mesin 
3.      Kebijaksanaan tentang investasi dalam aktiva tetap 
4.      Rencana pembelian bahan mentah dan bahan pembantu
5.       Rencana aliran kas



VARIABEL, DATA


A. Pengertian
1. Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.
2. Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
3. M. Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. 

Variabel berasal dari kata “vary” dan “able” yang berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi, secara harfiah variabel berarti dapat berubah, sehingga setiap variabel dapat diberi nilai dan nilai itu berubah-ubah. Nilai tersebut bisa kuntitatif (terukur dan atau terhitung, dapat dinyatakan dengan angka) juga bisa kualitatif (jumlah dan derajat atributnya yang dinyatakan dengan nilai mutu).
Variabel merupakan element penting dalam masalah penelitian. Dalam statistik, variabel didefinisikan sebagai konsep, kualitas, karakteristik, atribut, atau sifat-sifat dari suatu objek (orang, benda, tempat, dll) yang nilainya berbeda-beda antara satu objek dengan objek lainnya dan sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Karakteristik adalah ciri tertentu pada obyek yang kita teliti, yang dapat membedakan objek tersebut dari objek lainnya, sedangkan objek yang karakteristiknya sedang kita amati dinamakan satuan pengamatan dan angka atau ketegori (nilai mutu) tertentu dari suatu objek yang kita amati dinamakan variate (nilai).
Kumpulan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran atau penghitungan suatu variabel dinamakan dengan data.
Karakteristik yang dimiliki suatu pengamatan keadaannya berbeda-beda (berubah-ubah) atau memiliki gejala yang bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satu satuan pengamatan lainnya, atau, untuk satuan pengamatan yang sama, karakteristiknya berubah menurut waktu atau tempat. Apabila karakteristik setiap satuan pengamatan semuanya sama, tidak beragam, maka bukan lagi merupakan variabel, melainkan konstanta.
Contoh:
Apabila Anda sedang mempelajari sekelompok anak-anak, anak-anak di sana baru sebuah konsep, bukan variabel.  Apabila Anda tertarik untuk mengukur tinggi badannya, berat, usia, menentukan jenis kelamin, dan sebagainya,  berarti Anda sudah berbicara tentang variabel, karena nilainya bisa beragam dari anak ke anak. Untuk kepentingan penelitian, sebuah konsep bisa diubah menjadi satu atau beberapa variabel.
Misalnya saja tentang konsep anak-anak tadi, di antara sekian karakteristik yang bisa diukur, Anda lebih tertarik untuk menimbang beratnya, maka:
  • Konsep: adalah properti/karakteristik dari Anak-anak
  • Karakteristik: karakteristik yang sedang Anda amati adalah berat anak.
  • Variabel: karena berat setiap anak bisa bervariasi, maka berat merupakan variabel.
  • Satuan pengamatan: satuan pengamatannya adalah masing-masing Anak (setiap individu), dan
  • Nilai (variate/data): berat yang terukur dari setiap anak dinamakan variate (nilai).
Contoh kasus lain misalnya, jika Anda sedang mempelajari sekelompok tanaman tomat (konsep), variabel-variabel berikut mungkin menjadi pertimbangan Anda: tinggi, lebar, jumlah daun, dan jumlah buah, dan berat tomat.   Contoh variabel lainnya adalah warna mata, IQ, tingkat pendidikan, status sosial, metode mengajar, jenis pupuk, jenis varietas, jenis obat, semuanya adalah variabel karena karakteristiknya berbeda-beda.
Karakteristik dari suatu variabel harus beragam atau berubah-ubah. Sebaliknya, jika karakteristik semuanya sama, maka satuan pengamatan tersebut bukan lagi variabel, melainkan konstanta. Konstanta adalah angka tertentu yang nilainya selalu tetap pada semua kondisi, misalnya kecepatan cahaya, gaya gravitasi, dsb. Namun demikian, suatu variabel bisa saja menjadi konstanta apabila nilainya di buat sama. Misalnya, jenis kelamin adalah variabel, namun apabila satuan pengamatan yang kita amati hanya dibatasi pada jenis kelamin perempuan saja, maka jenis kelamin berubah menjadi konstanta, karena nilainya sama pada semua kondisi.
B. Macam-macam Variabel

1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh: 
     1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
       2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
       1) Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit  tidak pandai.
      2) Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
       3) Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.

2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.

3. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor).
    Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
    Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi   Pembelian = Variabel Dependen.

5. Variabel Moderator.
    Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.

6. Variabel Intervening (Antara).
    Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).

7. Variabel Kontrol.
    Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.

Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat.

Menurut Webster New World Dictionary, pengertian data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.

Data bisa juga didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (obsevasi) suatu objek.

Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan.


Jenis-jenis data dapat dibagi berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara memperolehnya, dan waktu pengumpulannya.

Menurut sifatnya, jenis-jenis data yaitu:
  • Data Kualitatif: data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka, misalnya: Kuesioner Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
  • Data Kuantitatif: data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, misalnya: harga saham, besarnya pendapatan, dll.
Jenis-jenis data menurut sumbernya, antara lain:
  • Data Internal: data intenal adalah data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya: suatu perusahaan, jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah produksinya, dll.
  • Data Eksternal: data eksternal adalah data dari luar suatu organisasi yang dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.
Jenis-jenis data menurut cara memperolehnya, antara lain:
  • Data Primer (primary data): data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.
  • Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
Jenis-jenis data menurut waktu pengumpulannya, antara lain:
  • Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut. Misalnya; data penelitian yang menggunakan kuesioner.
  • Data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut. Misalnya, perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan pokok penduduk.
Ada 4 tingkat skala pengukuran yang digunakan meliputi nominal, ordinal, interval dan rasio. Penjelasan masing-masing skala tersebut diuraikan sebagai berikut :
·         Skala nominal
Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu (Sekaran, 2006). Misalnya data jenis kelamin yang terbagi dua kelompok laki-laki dan wanita.

·         Skala Ordinal
Data ordinal adalah data yang tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya dalam beberapa cara (Sekaran, 2006).Skala ordinal sederhana adalah rangking. Ketika peneliti pasar meminta Anda untuk menentukan peringkat 5 jenis sepeda motor dari paling anda sukai s/d tidak anda sukai.
·         Skala Interval
Adalah skala interval adalah skala yang sama seperti nominal dan ordinal namun mempunyai karakteristik tetap dan dapat dinotasikan dalam fungsi matematika. Skala interval menurut Sekaran (2006) menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan tiap variabel.
·         Skala ratio
Skala rasio adalah skala yang memiliki nilai dasar, dan memiliki titik o absolute. Skala ini merupakan skala tertinggi dari tiga skala sebelumnya. Contoh skala rasio adalah usia, jumlah penjualan, penghasilan, laba dan sebagainya.


1 komentar: