Peramalan Bisnis
Kegiatan
manusia senantiasa diarahkan pada kondisi pada waktu yang akan datang, yang
kebenarannya tidak dapat diketahui secara pasti. Hal yang sama juga terjadi
pada kegiatan bisnis. Orang bisnis melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatau
pada waktu yang akan datang serta memperhitungkan kondisi yang mungkin terjadi
pada waktu itu.
Kondisi
pada waktu yang akan datang tidaklah dapat diperkirakan seara pasti sehingga
orang bisnis mau tidak mau mesti bekerja dengan berorientasi pada kondisi pada
waktu yang akan datang yang tidak pasti.
Dimana
sering terjadi senjang waktu (time leg) antara kesadaran akan peristiwa
atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu senjang (time
leg) ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan, jika waktu
tenggang ini panjang dan hasil peristiwa akhir bergantung pada faktor – faktor
yang dapat diketahui, maka perencanaan dapat memegang peranan penting. Dalam
situasi ini diperlukan suatu peramalan yang menggunakan teknik – teknik
tertentu yang biasa disebut teknik peramalan bisnis. Melalui teknik – teknik
ini diharapkan bahwa dapat mengidentifikasi dan membuat perencanaan yang
diperlukan untuk menghadapi situasi masa depan.
Maka
dari itu kami akan membuat membuat penulisan mengenai teknik peramalan bisnis
mengenai beberapa hal, yaitu:
1. Arti
penting peramalan bisnis.
2. Keterbatasan
peramalan.
3. Jenis
– jenis peramalan.
4. Langkah
– langkah peramalan bisnis.
5. Tahapan
peramalan bisnis.
6. Pengendalian
proses bisnis.
1. Arti Penting Peramalan Bisnis
Kegiatan
bisnis selalu diarahkan ke masa depan, sementara masa depan sulit dipastikan
situasi dan kondisinya. Masa depan memang penuh tanda tanya dan sulit
diperkirakan seperti apa jadinya. Namun bisnis selalu diarahkan ke masa depan,
dimana masa depan ini menyangkut masa depan perusahaan, apakah perusahaan masih
dapat eksis atau tidak?. Atau masih dapat menjual dan menghasilkan laba lagi
atau tidak?. Itulah sebagian pertanyaan menyangkut masa depan.
Maka
dari itu diperlukan suatu metoda – metoda dimana kita bisa meramalkan atau
memperkirakan mengenai masa depan. Dalam hal ini meramalkan secara historis,
dengan menggunakan data – data historis yang ada karena biasanya tidak pernah
jauh berbeda.
Maka
dari itu dapat disimpulkan bahwa peramalan merupakan studi terhadap data
historis untuk menemukan hubungan, kecendrungan, dan pola yang sistematis.
Dalam dunia bisnis hasil peramalan mampu memberi gambaran tentang masa depan
perusahaan yang memungkinkan perusahaan melakukan perencanaan, menciptakan
peluang bisnis, mengatur peluang investasi, dan lain – lain.
2. Keterbatasan Peramalan Bisnis
Peramalan
merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecendrungan,
dan pola yang sistematis. Maka dari itu keterbatasan peramalan bisnis adalah
disaat pola atau hubungan tersebut tidak dijumpai.
3. Jenis – Jenis Peramalan
Jenis
peramalan dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu, ruang lingkup, dan metoda
yang digunakan. Berdasarkan jangka waktunya, peramalan dibedakan menjadi
peramalan jangka panjang dan jangka pendek. Peramalan jangka panjang dilakukan
oleh para pimpinanan puncak suatu perusahaan dan bersifat umum. Peramalan
bersifat jangka pendek biasanya dilakukan oleh para pimpinan pada tingkat
menengah dan bawah dan lebih bersifat operasional.
Berdasarkan
ruang lingkupnya, peramalan dibedakan menjadi peramalan mikro dan makro,
contohnya adalah peramalan kondisi perekonomian dalam lima tahun yang akan
datang (sebagai mikro) dan peramalan kondisi perusahaan dalam lima tahun yang
akan datang (sebagai makro). Perlu diketahui juga bahwa batasan mengenai mikro
dan makro itu adalah relatif.
Berdasarkan
metoda peramalan yang digunakan, peramalan dibagi menjadi metoda kualitatif dan
metoda metoda kuantitatif. Metoda kualitatif lebih didasarkan pada intuisi dan
penilaian orang yang melakukan peramalan daripada pemanipulasian data historis
yang tersedia. Dimana peramalan kuantitatif dapat dilakukan bila teradapat tiga
kondisi berikut:
a.
Tersedia data historis
b.
Informasikan tersebut dapat
dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik
c.
Dapat diasumsikan bahwa beberapa
aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang.
Beberapa
metoda yang digunakan dalam metoda kuantitatif adalah sebagai berikut:
1.
Metode smoothing. Metode ini
digunakan untuk jangka pendek, fungsi dari metode ini adalah untuk mengurangi
ketidak teraturan musiman, sehingga mempunyai syarat minimal harus tersedia
data dua tahun yang lalu, penggunaan metode ini misalnya untuk perencanaan dan
pengendalian produksi dan persedian, serta perencanaan keuntungan.
2.
Metode box – jenkins.Hampir sama
dengan metode smothing, tetapi caranya lebih kompleks, sehingga lebih sulit
oleh karena itu metode ini lebih sering dipakai oleh para penaksir.
3.
Metode proyeksi trend dengan
regresi.Untuk melakukan peramalan dalam jangka pendek maupun jangka panjang,
sehingga data minimal yang dibutuhkan untuk menyusun peramalan dengan metode
ini sekurang kurangnya lima tahun terakhir, metode ini biasanya di gunakan
untuk ekspansi, atau investasi sebuah perusahaan.
4.
Metode Sebab Akibat ( Causal Methods
/ Korelasi ).
5.
Metode regresi dan korelasi.
6.
Model ekonometri
7.
Model input output atau lebih
dikenal sebagai sederhana dua berganda.
4. Langkah – Langkah Peramalan Bisnis
a.
Mengumpulkan data historis
b.
Menyeleksi dan memilih data
c.
Memilih model peramalan
d.
Menggunakan model peramalan
5. Tahapan Peramalan Bisnis
Menurut
Lerbing dan Aritonang (2009:1) pengunaan teknik peramalan diawal dengan
pengeksplorasian kondisi pada waktu – waktu yang lalu guna mengembangkan model
yang sesuai dengan pola data. Selanjutlan model itu digunakan untuk meramalkan
kondisi waktu – waktu yang akan datang.
6. Pengendalian Proses Peramalan
Peramalan
adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan dimasa mendatang melalui pengujian
dimasa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa – peristiwa di waktu
yang akan datang atas dasar pola – pola di waktu yang lalu dan penggunaan
kebijakan, sedangkan proyeksi fungsi mekanikal. Proses peramalan biasanya
terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut :
1. Penentuan
tujuan
Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang
diingkinkan. Sebaliknya, tujuan tergantung kepada kebutuhan – kebutuhan
informasi para manajer. Analisis membicarakan dengan para pembuat keputusan
untuk mengetahui apa kebutuhan – kebutuhan mereka, dan menentukan :
a. Variabel apa
yang akan di estimasi.
b. Siapa yang akan
menggunakan hasil peramalan.
c. Untuk tujuan –
tujuan apa hasil peramalan digunakan.
d. Estimasi jangka
panjang atau jangka pendek yang diinginkan.
e. Derajat
ketepatan estimasi yang diinginkan.
2. Pengembangan
model
Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah
pengembangan suatu model yang merupakan penyajian secara lebih sederhana sistem
yang dipelajari. Dalam peramalan, model adalah suatu kerangka analitik yang
bila dimasukan data masukan menghasilkan estimasi penjualan di waktu yang akan
datang ( atau variabel apa saja yang di ramal ). Analisis hendaknya memilih
suatu model yang menggambarkan secara realistis perilaku variabel – variabel
yang dipertimbangkan.
3. Pengujian
model
Sebelum diterapkan , model biasanya diuji untuk menentukan
tingkat akurasi, validitas dan realibilitas yang diharapkan. Ini sering
mencakup penerapannya pada data historik dan penyiapan estimasi untuk tahun –
tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia. Nilai suatu model ditentukan
oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan kenyataan ( aktual ). Dengan kata
lain, pengujian model bermaksud untuk mengetahui validitas atau kemampuan
prediktof secara logic suatu model.
4. Penerapan
model
Setelah pengujian, analisis menerapkan model dalam tahap
ini, data historic dimasukan dalam model untuk menghasilkan suatu ramalan.
5. Revisi
dan evaluasi
Ramalan – ramalan yang telah dibuat harus senantiasa
diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan karena
adanya perubahan – perubahan dalam perusahaan atau lingkungan nya, seperti
tingkat harga produk perusahaan karakteristik – karakteristik produk,
pengeluaran – pengeluaran pengiklanan, tingkat pengeluaran pemerintah,
kebijakan moneter dan kemajuan teknologi.
6. Evaluasi,
dilain pihak merupakan pembanding ramalan – ramalan dengan hasil – hasil nyata
untuk menilai ketepatan penggunaan suatu metodologi atau teknik peramalan.
Langkah ini diperlukan untuk menjaga kualitas estimasi – estimasi di waktu yang
akan datang.
PERAN
PERAMALAN
Manfaat
suatu peramalan bagi perusahaan :
1.
Menambah kemampuan perusahaan untuk
mengadakan pengawasan informasi kegiatan – kegiatan tertentu atau memperbaiki
proses pemberian laporan.
2.
Memungkinkan timbulnya team work
diantara pimpinan.
3.
Memungkinkan di buatnya jadwal – jadwal
pembelian, produksi, budget penjualan dan budget alokasi pengeluaran sehingga
di peroleh pedoman dasar bekerja yang relatif lebih tepat.
Pengertian
Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis
perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh,
memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya
dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai
kemungkinan keadaan lingkungan.
Perencanaan Strategic
(Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang
diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut.
Ada 3 ( tiga ) alasan
yang menunjukkan pentingnya Perencanaan Strategis :
1.
Perencanaan strategic memberikan
kerangka dasar dalam mana semua bentukbentuk perencanaan lainnya yang harus di
ambil.
2.
Pemahaman terhadap perencanaan strategic
akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencaaan lainnya.
3.
Pemahaman terhadap perencanaan strategic
akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencaaan lainnya.
Dengan adanya
perencanaan strategis ini maka konsepsi perusahaan menjadi jelas sehingga akan
memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain dan dapat
mengarahkan sumber-sumber organisasi secara efektif. Sehingga dapat dikatakan
bahwa perencanaan strategi dapat menentukan keberhasilan organisasi atau
perusahaan, hal ini disebabkan karena:
1.
Perencanaan strategi merupakan tipe
perencanaan yang terpenting
2.
Melakukan perencanaan strategi berarti
menetapkan misi organisasi secara jelas
3.
Perencanaan strategi memungkinkan
manajer mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya perubahan pada
lingkungan organisasinya
Forecast penjualan
memengaruhi, bahkan menentukan keputusan dan kebijaksanaan yang diambil,
misalnya:
1.
Kebijaksanaan dalam perencanaan produksi
2.
Kebijaksanaan persediaan barang
jadi Kebijaksanaan penggunaan
mesin-mesin
3.
Kebijaksanaan tentang investasi dalam
aktiva tetap
4.
Rencana pembelian bahan mentah dan bahan
pembantu
5. Rencana
aliran kas
VARIABEL, DATA
A. Pengertian
1. Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan
variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.
2. Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah
semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimen.
3. M. Nazir (1999:149) variabel adalah
konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
Variabel berasal
dari kata “vary” dan “able” yang berarti “berubah” dan
“dapat”. Jadi, secara harfiah variabel
berarti dapat berubah, sehingga
setiap variabel dapat diberi nilai dan nilai itu berubah-ubah. Nilai tersebut
bisa kuntitatif (terukur dan atau terhitung, dapat dinyatakan dengan angka)
juga bisa kualitatif (jumlah dan derajat atributnya yang dinyatakan dengan
nilai mutu).
Variabel merupakan
element penting dalam masalah penelitian. Dalam statistik, variabel didefinisikan sebagai konsep,
kualitas, karakteristik, atribut, atau sifat-sifat dari suatu objek (orang,
benda, tempat, dll) yang nilainya berbeda-beda antara satu objek dengan objek
lainnya dan sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
Karakteristik
adalah ciri tertentu pada obyek yang kita teliti, yang dapat membedakan objek
tersebut dari objek lainnya, sedangkan objek yang karakteristiknya sedang kita
amati dinamakan satuan pengamatan
dan angka atau ketegori (nilai mutu) tertentu dari suatu objek yang kita amati
dinamakan variate (nilai).
Kumpulan
nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran atau penghitungan suatu variabel
dinamakan dengan data.
Karakteristik
yang dimiliki suatu pengamatan keadaannya berbeda-beda (berubah-ubah) atau
memiliki gejala yang bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satu satuan
pengamatan lainnya, atau, untuk satuan pengamatan yang sama, karakteristiknya
berubah menurut waktu atau tempat. Apabila karakteristik setiap satuan
pengamatan semuanya sama, tidak beragam, maka bukan lagi merupakan variabel,
melainkan konstanta.
Contoh:
Apabila
Anda sedang mempelajari sekelompok anak-anak, anak-anak di sana baru sebuah
konsep, bukan variabel. Apabila Anda tertarik untuk mengukur tinggi
badannya, berat, usia, menentukan jenis kelamin, dan sebagainya, berarti
Anda sudah berbicara tentang variabel, karena nilainya bisa beragam dari anak
ke anak. Untuk kepentingan penelitian, sebuah konsep bisa diubah menjadi satu
atau beberapa variabel.
Misalnya
saja tentang konsep anak-anak tadi, di antara sekian karakteristik yang bisa
diukur, Anda lebih tertarik untuk menimbang beratnya, maka:
- Konsep:
adalah properti/karakteristik dari Anak-anak
- Karakteristik: karakteristik yang sedang Anda amati adalah berat anak.
- Variabel: karena berat setiap anak bisa bervariasi, maka berat merupakan variabel.
- Satuan
pengamatan: satuan pengamatannya adalah masing-masing Anak (setiap
individu), dan
- Nilai
(variate/data): berat yang terukur dari setiap anak dinamakan variate
(nilai).
Contoh
kasus lain misalnya, jika Anda sedang mempelajari sekelompok tanaman tomat
(konsep), variabel-variabel berikut mungkin menjadi pertimbangan Anda: tinggi,
lebar, jumlah daun, dan jumlah buah, dan berat tomat. Contoh
variabel lainnya adalah warna mata, IQ, tingkat pendidikan, status sosial,
metode mengajar, jenis pupuk, jenis varietas, jenis obat, semuanya adalah
variabel karena karakteristiknya berbeda-beda.
Karakteristik
dari suatu variabel harus beragam atau berubah-ubah. Sebaliknya, jika
karakteristik semuanya sama, maka satuan pengamatan tersebut bukan lagi
variabel, melainkan konstanta. Konstanta adalah angka tertentu yang
nilainya selalu tetap pada semua kondisi, misalnya kecepatan cahaya, gaya
gravitasi, dsb. Namun demikian, suatu variabel bisa saja menjadi konstanta
apabila nilainya di buat sama. Misalnya, jenis kelamin adalah variabel, namun
apabila satuan pengamatan yang kita amati hanya dibatasi pada jenis kelamin
perempuan saja, maka jenis kelamin berubah menjadi konstanta, karena nilainya
sama pada semua kondisi.
B. Macam-macam Variabel
1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik)
yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
1) Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka
pandai, Yudit tidak pandai.
2)
Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
3) Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat
badan Heri 80 kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali
lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang
menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh :
kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
3. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus,
Prediktor).
Merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output,
Kriteria, Konsekuen).
Merupakan
variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel Moderator.
Merupakan
variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
6. Variabel Intervening (Antara).
Merupakan
variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen
yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau
diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan
Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).
7. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap
dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.
Data
adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu
pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat.
Menurut Webster New World
Dictionary, pengertian data
adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang
diketahui atau dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta
(bukti). Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.
Data bisa juga didefinisikan sebagai
sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (obsevasi) suatu
objek.
Data yang baik adalah data yang bisa
dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencakup ruang
lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara
menyeluruh merupakan data relevan.
Jenis-jenis
data dapat dibagi berdasarkan sifatnya,
sumbernya, cara memperolehnya, dan waktu pengumpulannya.
Menurut sifatnya, jenis-jenis data
yaitu:
- Data
Kualitatif: data kualitatif adalah data
yang tidak berbentuk angka, misalnya: Kuesioner Pertanyaan tentang suasana
kerja, kualitas pelayanan sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
- Data
Kuantitatif: data kuantitatif adalah data
yang berbentuk angka, misalnya: harga saham, besarnya pendapatan, dll.
Jenis-jenis
data menurut sumbernya, antara lain:
- Data
Internal: data intenal adalah data dari
dalam suatu organisasi yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut.
Contohnya: suatu perusahaan, jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau
jumlah produksinya, dll.
- Data
Eksternal: data eksternal adalah data dari
luar suatu organisasi yang dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat mempengaruhi
hasil penjualan suatu perusahaan.
Jenis-jenis
data menurut cara memperolehnya, antara
lain:
- Data
Primer (primary data): data
primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu
organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan
studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.
- Data
Sekunder (secondary data): data
sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh
studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain.
Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip
resmi.
Jenis-jenis
data menurut waktu pengumpulannya, antara
lain:
- Data
cross section, yaitu data yang dikumpulkan
pada suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan
dan kegiatan pada waktu tersebut. Misalnya; data penelitian yang
menggunakan kuesioner.
- Data
berkala (time series data), yaitu
data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu
kejadian/kegiatan selama periode tersebut. Misalnya, perkembangan uang
beredar, harga 9 macam bahan pokok penduduk.
Ada 4 tingkat skala pengukuran yang digunakan
meliputi nominal, ordinal, interval dan rasio. Penjelasan masing-masing skala
tersebut diuraikan sebagai berikut :
·
Skala nominal
Skala nominal adalah skala yang
memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek pada kategori atau kelompok
tertentu (Sekaran, 2006). Misalnya data jenis kelamin yang terbagi dua kelompok
laki-laki dan wanita.
·
Skala Ordinal
Data ordinal adalah data yang
tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di
antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya dalam beberapa cara
(Sekaran, 2006).Skala ordinal sederhana adalah rangking. Ketika peneliti pasar
meminta Anda untuk menentukan peringkat 5 jenis sepeda motor dari paling anda
sukai s/d tidak anda sukai.
·
Skala Interval
Adalah skala interval adalah skala
yang sama seperti nominal dan ordinal namun mempunyai karakteristik tetap dan
dapat dinotasikan dalam fungsi matematika. Skala interval menurut Sekaran
(2006) menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan tiap
variabel.
·
Skala ratio
Skala rasio adalah skala yang
memiliki nilai dasar, dan memiliki titik o absolute. Skala ini merupakan skala
tertinggi dari tiga skala sebelumnya. Contoh skala rasio adalah usia, jumlah
penjualan, penghasilan, laba dan sebagainya.
Sumber ?
BalasHapus