TUGAS
PERILAKU KONSUMEN
Nama :
Ade Suprianto
NPM :
10213156
Kelas :
3EA09
SUMBER DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN
Sumber
Daya Konsumen adalah semua pendapatan atau kekayaan yang dimiliki seorang
konsumen yang bertujuan untuk menentukan apa yang akan dibeli oleh konsumen
(keputusan konsumen). Sumber daya konsumen terhadap pembelian terkait dengan
pendapatan yang didapat setiap konsumen. Tinggi atau rendahnya pendapatan
konsumen, mempengaruhi pengeluaran mereka terhadap suatu barang.
Terdapat 3 macam
sumber daya konsumen yaitu :
1. Sumber Daya
Ekonomi - Uang
Sumber
daya Konsumen dipengaruhi oleh potensi sumber daya ekonomi, atau biasa dikenal
dengan potensi ekonomi. Keadaan ekonomi konsumen sangat mempengaruhi konsumen
tersebut dalam mengambil suatu keputusan. Keputusan konsumen sehubungan dengan
produk sangat dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi yang dimiliki pada
saat ini maupun pada masa yang akan datang.
Berikut
ini adalah pembagian sumber daya ekonomi (pendapatan) konsumen, yaitu:
a.
Sumber
daya ekonomi individu.
b.
Sumber
daya ekonomi keluarga.
c.
Sumber
daya ekonomi rumah tangga.
Selain
pendapatan, sumber daya ekonomi lainnya yaitu kekayaan (asset / nilai bersih)
dan kredit. Kekayaan seseorang berkorelasi dengan pendapatan orang tersebut.
2. Sumber Daya
Temporal – Waktu
Waktu
menjadi salah satu variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen.
Banyak konsumen yang semakin mengalami kemiskinan akan waktu, karena kesibukan
dalam kegiatan sehari-hari. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang
dihabiskan untuk kegiatan yang sangat peribadi yaitu waktu senggang. Secara
historis, anggaran waktu konsumen dianggap memiliki dua komponen, yaitu waktu
kerja dan waktu senggang.
Menurut Lane dan
Lindquist, anggaran waktu konsumen terbagi atas :
a.
Waktu
yang menghasilkan pendapatan
b.
Waktu
terikat (wajib dan non-wajib)
c.
Waktu
tidak terikat (terencana dan tidak terencana)
3. Sumber Daya
Kognitif - Perhatian
Sumber
daya kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan
berbagai kegiatan pengolahan informasi. Karena kapasitas tersebut terbatas,
orang harus selektif dalam apa yang mereka perhatikan dan berapa banyak
perhatian dialokasikan selama pengolahan informasi.
Perhatian
terdiri dari dua dimensi :
a.
Arahan
(direction) menggambarkan fokus perhatian
b.
Intensitas
mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu.
Sumber Daya Ekonomi adalah segala sumber daya yang dimiliki berupa barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik itu yang berasal dari sumber daya alam (SDA) maupun dari sumber daya manusia (SDM) yang dapat memberikan manfaat atau keuntungan (benefit), serta dapat diolah sebagai modal dasar dalam pembangunan ekonomi.
Sumber daya
ekonomi merupakan salah satu bentuk dari sumber daya konsumen. Sumber daya
Ekonomi terdiri dari :
1. Sumber Daya
Alam (SDA)
Semua
sumber / kekayaan yang berasal dari alam (Tanah, air, angin, cahaya matahari,
mineral, dsb).
Contoh:
Sumber daya tanah dapat dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan, lalu hasil
perkebunan tersebut dijual sehingga menghasilkan keuntungan.
2. Sumber Daya
Manusia (SDM)
Semua
kegiatan manusia baik jasmani (fisik) maupun rohani yang bertujuan untuk kegiatan
produksi.
Contoh:
Petani, nelayan, buruh, karyawan, pegawai, dll.
3. Sumber Daya
Kewirausahaan
Suatu
sikap, perilaku, semangat seseorang dalam menangani sebuah usaha atau kegiatan
ekonomi, sehingga dapat menghasilkan keuntungan.
Contoh:
Pengusaha kain, pengusaha tahu & tempe, pengusaha peternakan, dll.
4. Sumber Daya
Modal
Sumber
daya yang dibuat oleh manusia baik berupa uang maupun barang yang dapat
digunakan dalam membantu proses kegiatan produksi.
Contoh:
Uang, bahan baku, bahan bakar, mesin, bangunan / gedung untuk tempat produksi,
dll.
Sumber
daya ekonomi mempengaruhi sumber daya konsumen, atau biasa dikenal dengan
potensi ekonomi. Keadaan ekonomi konsumen sangat mempengaruhi konsumen tersebut
dalam mengambil sebuah keputusan. Keputusan konsumen sehubungan dengan produk
sangat dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi yang dimiliki pada saat ini
maupun pada masa yang akan datang.
Berikut
ini adalah pembagian sumber daya ekonomi (pendapatan) konsumen, yaitu :
1.
Sumber
daya ekonomi individu
2.
Sumber
daya ekonomi keluarga
3.
Sumber
daya ekonomi rumah tangga
Selain
pendapatan, sumber daya ekonomi lainnya yaitu kekayaan (asset / nilai bersih)
dan kredit. Kekayaan seseorang berkorelasi dengan pendapatan orang tersebut.
Secara
umum, pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpandi dalam
ingatan. Himpunan bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi
konsumen di dalam pasar disebut pengetahuan konsumen.
Isi
Pengetahuan
Psikologi
kognitif mengemukakan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu:
1.
Pengetahuan
Dekleratif (Declarative Knowledge), melibatkan fakta subjektif yang sudah
diketahui. Pengetahuan ini dibagi menjadi dua katagori, yaitu:
·
Pengetahuan
Episodik (Episodic Knowledge), melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan
lintasan waktu.
·
Pengetahuan
Semantik (Semantic Knowledge),mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan
yang memberi arti bagi dunia seseorang.
2.
Pengetahuan
Prosedural (Procedural Knowledge), mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini
dapat digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian bahwa fakta
tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
Pengetahuan
konsumen di dalam tiga bidang umum, yaitu :
a.
Pengetahuan
produk (product knowledge), bagaimana konsumen memahami seluk beluk dari barang
yang akan dibelinya.
b.
Pengetahuan
pembelian (purchase knowledge), bagaimana pengaturan konsumen dalam membeli
suatu barang, perhatian akan harga akan sangat diperhatikan.
c.
Pengetahuan
pemakaian (usage knowledge), konsumen harus mengerti tentang kegunaan,
kelebihan, dan akibat dari barang yang akan dipakainya.
A. Pengetahuan
Produk
Pengetahuan
produk mencakupi :
·
Kesadaran
akan katagori dan merek produk di dalam katagori produk.
·
Terminologi
produk
·
Atribut
atau ciri produk
·
Kepercayaan
tentang katagori produk secara umum dan mengenai merek spesifik.
· Informasi
pengetahuan produk dapat diperoleh melalui analisis kesadaran konsumen dan
citra dari merek.
B. Analisis Kesadaran
Hal
yang lazim untuk menilai kesadaran merek adalah ukuran kesadaran “puncak
pikiran.” Merek yang akrab dengan konsumen merupakan perangkat kesadaran
(awareness net). Jelaslah, sulit untuk menjual produk yang “tidak dikenal.”
Sebagai akibatnya, sasaran pemasaran yang penting adalah memindahkan merek ke
dalam perangkat kesadaran. Peningkatan kesadaran adalah sasaran utama dari
iklan yang muncul.
Contoh:
konsumen akan lebih mudah menyebutkan merek pasta gigi tertentu karena iklannya
yang menarik dari segi konsep iklan, yang bercerita mengenai ayah dan anak
sedang menggosok gigi dan si anak di takut-takuti dengan adanya monster yang
akan menyerang gigi bila malas gosok gigi.
C. Citra Merek
Pemasar
juga berkepentingan dengan kepercayaan yang dianut oleh konsumen dan menentukan
suatu citra merek. Pemeriksaan pengetahuan konsumen mengenai sifat objek
dikenal sebagai analisis citra (image analysis).
Contoh:
produsen sabun cuci bubuk yang menempatkan produknya sebagai sabun cuci bubuk
yang ampuh menghilangkan noda, mencerahkan warna pakaian, serta memutihkan
pakaian yang kusam dibandingkan produk sabun cuci bubuk lain.
D. Pengetahuan
Harga
Salah
satu aspek pengetahuan produk yang patut di khususkan adalah aspek yang
melibatkan harga produk.
Keputusan
penetapan harga oleh eksekutif pemasaran mungkin pula bergantung kepada
persepsi mereka mengenai berapa baik konsumen mendapatkan informasi mengenai
harga. Pemasar akan lebih dimotivasi untuk menekan harga dan berespons terhadap
potongan harga kompetitif bila mereka percaya konsumen banyak mengetahui
tentang harga yang ditetapkan di dalam pasar.
Sebaliknya,
tingkat pengetahuan yang rendah mengenai harga memungkinkan pemasar kurang
memperhatikan tentang perbedaan harga yang berarti sehubungan dengan pesaing. Bila
konsumen sebagian besar tidak mengetahui tentang perbedaan harga relatif.,
pemasar dapat mengeksploitasi ketidaktahuan ini melalui harga yang lebih
tinggi.
E. Pengetahuan
Pembelian
Mencakupi
bermacam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan
pemerolehan produk. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian (purchase
knowledge) melibatkan informasi berkenaan dengan:
·
Keputusan
tentang dimana produk tersebut harus dibeli
Masalah
mendasar yang harus diselesaikan oleh konsumen selama pengambilan keputusan
adalah dimana mereka harus membeli suatu produk. Banyak produk dapat diperoleh
melalui saluran yang sangat berbeda. Sabun cuci, misalnya, dapat dibeli dengan
mengunjungi pasar tradisional, toko eceran, maupun supermaket.
Pengetahuan
pembelian juga mencakup informasi yang dimiliki konsumen mengenai lokasi produk
di dalam lingkungan eceran. Satu aspek dari pengetahuan lokasi ini melibatkan
informasi konsumen mengenai toko mana yang menjual produk mana. Satu lagi
dimensi lain berhubungan dengan pengetahuan mengenai dimana produk tersebut
sebenarnya terletak didalam toko.
Pengetahuan
mengenai lokasi produk di dalam toko dapat mempengaruhi perilaku pembelian.
Bila konsumen tidak akrab dengan sebuah toko, maka konsumen lebih mengandalkan
informasi di dalam toko dan peraga untuk mengidentifikasi lokasi produk.
Pengolahan stimulus dalam toko yang meningkat mungkin mengaktifkan kebutuhan
atau keinginan yang sebelumnya tidak dikenali, sehingga menghasilkan pembelian
yang tidak direncanakan.
·
Kapan
pembelian harus terjadi
Kepercayaan
konsumen mengenai kapan membeli adalah satu lagi komponen yang relevan dari
pengetahuan pembelian. Konsumen yang mengetahui bahwa suatu produk secara
tradisional dijual selama waktu tertentu mungkin menunda pembelian hingga
waktunya tiba.
F. Pengetahuan
Pemakaian
Pengetahuan
pemakaian (usage knowledge) mencakupi informasi yang tersedia di dalam ingatan
mengenai bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar
benar-benar menggunakan produk tersebut. Konsumen mungkin mengetahui untuk apa
sebuah kompor listrik dapat digunakan, tetapi tidak mengetahui bagaimana
mengoperasikan produk tersebut.
Kecukupan
pengetahuan pemakaian konsumen penting karena berbagai alasan. Pertama,
konsumen tentu saja lebih kecil kemungkinanya membeli suatu produk bila mereka
tidak memiliki informasi yang cukup mengenai bagaimana menggunakan produk
tersebut. Upaya pemasaran yang dirancang untuk mendidik konsumen tentang
bagaimana menggunakan produk pun dibutuhkan.
Penghalang
serupa bagi pembelian terjadi bila konsumen memiliki informasi yang tidak
lengkap mengenai cara-cara yang berbeda atau situasi dimana suatu prodk
digunakan. Penemuan kemampuan aspirin untuk mengurangi resiko serangan jantung
mendorong Bayer untuk menginformasikan konsumen mengenai pemakaian obat ini.
G. Organisasi
Pengetahuan
Banyak
teori mengenai organisasi ingatan, literatur yang ada sebagian besar mendukung
pandangan mengenai ingatan yang diorganisasikan dalam bentuk jaringan asosiatif
(associative network). Menurut konsep jaringan asosiatif ini, ingatan terdiri
dari serangkaian nodus (yang menggambarkan konsep) dan penghubung (yang
menggambarkan assosiasi atau hubungan di antara nodus-nodus).
Kombinasi
berbagai nodus di dalam ingatan menghasilkan unit pengetahuan yang lebih
kompleks. Penghubung di antara nodus membentuk suatu kepercayaan atau
proposisi. Proposisi suatu kepercayaan ini pada gilirannya dapat dikombinasikan
untuk menciptakan struktur pengetahuan tingkat tinggi yang disebut skema. Salah
satu jenis skema, yang dikenal sebagai skip (script), berisikan pengetahuan
mengenai urutan tindakan temporal yang terjadi selama suatu peristiwa. Skema
dan skip memainkan peranan penting selama pengolahan informasi. Pada dasarnya,
pengaktifan skema atau skip selama pengolahan stimulus yang baru masuk
mengurangi upaya kognitif yang diperlukan untuk mendefinisikan apa stimulusnya
dan bagaimana orang bersangkutan harus berespons terhadapnya.
H. Pengukuran
Pengetahuan
Cara
yang paling nyata dalam mengukur pengetahuan adalah menilai secara langsung isi
ingatan. Pengukuran pengetahuan objektif (objective knowledge) adalah
pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di
dalam ingatan.
Pilihan
akhir untuk menilai pengetahuan adalah dengan menggunakan ukuran pengetahuan
subjektif (subjective knowledge). Pengukuran ini meyadap persepsi konsumen
mengenai banyaknya pengetahuan mereka sendiri. Pada dasarnya, konsumen diminta
untuk menilai diri mereka sendiri berkenaan dengan pengetahuan atau keakrabban.
SUMBER :
http://satriopandutomo.blogspot.com
http://fieyanhovya.blogspot.com
http://boetarboetarzz.blogspot.comhttp://anescynthiadewi.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar