PEMBANGUNAN EKONOMI
Ø ADE SUPRIANTO 10213156 1EA13
Ø IKHAMKUSUMO NUGROHO 14213249 1EA13
Ø M.REZA PAHLEVI HANAFIAH 19213935 1EA13
Ø RAKA FEBRIANTO PUTRA 17213209 1EA13
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2013-2014
BAB 1
PENDAHULUAN
Istilah Pembangunan
Ekonomi atau Pembangunan saja pada umumnya diartikan sebagai serangkaian usaha
dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga
infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin
berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat.
Sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja akan
bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran masyarakat menjadi
semakin tinggi.
Istilah
Ekonomi Pembangunan mempunyai arti yang sangat berbeda dari yang dijelaskan di
atas, tetapi kedua istilah itu mempunyai hubungan yang sangat erat. Ekonomi
Pembangunan adalah suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari
tentang masalah-masalah ekonomi di negara-negara berkembang dan
kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.
Negara
berkembang merupakan negara yang pada pertengahan abad yang lalu memiliki taraf
pembangunan dan kemakmuran yang sangat rendah. Pada tahun 1950-an sebagian
negara berkembang--menurut pangamatan beberapa ahli ekonomi barat—taraf
hidupnya masih di bawah taraf negara maju pada saat negara-negara maju tersebut
baru memulai pembangunan ekonominya di permulaan abad ke-19.
1. KEBUTUHAN DAN PERHATIAN PADA EKONOMI PEMBANGUNAN
Dari perbedaan
arti pembangunan ekonomi dan ekonomi pembangunan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pembangunan ekonomi merupakan masalah yang dihadapi oleh negara
berkembang. Perhatian masalah tersebut baru dimulai sejak Perang Dunia II. Mulai
dari masalah tersebut, para ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan, pejabat
dan badan-badan pemerintah memberikan perhatian yang sangat besar berbagai
aspek mengenai pembangunan ekonomi.
Perkembangan Perhatian Terhadap Pembangunan Ekonomi
Sesudah berakhirnya
Perang Dunia II, secara mendadak perhatian terhadap masalah-masalah dan issue
mengenai pembangunan ekonomi berkembang dengan pesat. Ada beberapa faktor yang
dapat dipandang sebagai penyebab bertambah meluasnya perhatian terhadap
pembangunan ekonomi di negara berkembang, diantaranya :
A. Keinginan
Negara Berkembang untuk Mengatasi Keterbelakangan Mereka
Setelah
mencapai kemerdekaan, negara berkembang mulai menekankan kepada usaha
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan bercita-cita untuk mengejar
ketinggalan-ketinggalan mereka dibanding prestasi kemajuan ekonomi yang dicapai
negara bekas penjajah mereka. Beberapa negara baru yang muncul setelah Perang
Dunia II berakhir adalah India, Pakistan, Srilanka, Myanmar Filipina,
Indonesia, dan Korea. Pada tahun 1950-an lebih banyak lagi daerah terjajah yang
mencapai kemerdekaan seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan berbagai negara
di Afrika.
Beberapa
negara tersebut bukan saja merupakan negara yang relatif miskin, tetapi juga
merupakan negara yang menghadapi masalah penduduk yang serius –yaitu junlah
penduduknya cukup besar dan tingkat pertambahanny relatif tinggi. Dalam keadaan
seperti itu, mewujudkan pembangunan ekonomi merupakan suatu kebutuhan yang
sangat mendesak—yaitu untuk mengatasi masalah pengangguran, menciptakan
kesempatan kerja yang cukup besar dari waktu ke waktu, meningkatkan pendapatan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui pembangunan ekonomi
diharapkan kemerdekaan dalam bidang politik dapat dilengkapi dengan kegiatan perekonomian
yang semakin berkembang dan kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat.
B. Sebagai
Usaha Membantu Mewujudkan Pembangunan Ekonomi untuk Menghambat Perkembangan
Komunisme
Dalam beberapa
tahun sesudah Perang Dunia II timbul perubahan yang sangat besar dalam pola
percaturan politik dunia. Paham komunisme telah melahirkan beberapa negara
komunis baru. Rusia merupakan negara komunis pertama (1917). Di Eropa, Jerman
Timur berpisah dari Jerman Barat dan menjadi negara komunis. Beberapa negara Eropa
Timur lainnya seperti Polandia, Hongaria, Cekoslovakia, Bulgaria dan Rumania
dikuasai pemerintah Komunis. Di Asia, Vietnam, korea Utara, dan Cina juga
dikuasai oleh pemerintah Komunis. Perubahan ini menimbulkan konflik ideology
yang dikenal sebagai Cold War atau “Perang Dingin”. Tetapi sejak akhir tahun
1980-an dan awal tahun 1990-an, kebanyakan negara tersebut telah mengubah
sistem pemerintahan dan ekonominya menjadi seperti yang dijalankan
negara-negara Barat. Sedangkan Jerman Timur bergabung dengan Jerman Barat.
Semenjak
berakhirnya Perang Dunia II, “Perang Dingin” telah menimbulkan perubahan
penting dalam hubungan antara negara maju dan negara berkembang. Sebagai salah
satu usaha untuk membendung perkembangan komunisme, negara maju terutama
Amerika Serika melakukan berbagai usaha untuk mempercepat pembangunan di negara
berkembang. Usahanya yang pertama sesudah Perang Dunia II tertumpu kepada
membantu memulihkan perekonomian di berbagai negara di Eropa Barat dan Jepang.
Bantuan Amerika Serikat dalam membangun Korea, Taiwan, Thailand banyak
dilandaskan kepada pemikiran untuk membendung perluasan paham Komunisme di
Asia. Dalam tahun 1950-an hingga tahun 1970-an Amerika Serikat juga memberi
bantuan pembangunan kepada negara-negara yang relatif netral (tidak pro-Komunis
atau pro-Amerika Serikat) –seperti India, Indonesia, Mesir, dan Ghana untuk
menjaga agar negara-negara tetrsebut tidak berubah menjadi negara Komunis.
C. Sebagai
Usaha untuk Meningkatkan Hubungan Ekonomi
Bantuan negara
maju kepada usaha pembangunan ekonomi di beberapa negara berkembang sering juga
merupakan suatu alat untuk mempererat hubungan ekonomi di antara kedua negara
tersebut. Hal ini terutama dapat dilihat dengan nyata dalam hubungan negara
berkembang dengan negara bekas jajahannya –terutama di antara negara Inggris
dan Perancis dengan negara bekas jajahannya. Kedua negara ini masih mempunyai
posisi yang istimewa dengan negara-negara yang pernah menjadi jajahan mereka.
Dengan adanya hak istimewa tersebut, negara bekas jajahan masih dapat
mengembangkan pasar untuk hasil-hasil industri mereka. Di samping itu, negara
bekas penjajah masih dapat mempertahankan perusahaan-perusahaan yang telah
beroperasi semenjak masa penjajah. Walau bagaimanapun, persaingan di pasar
internasional yang semakin berkembang semenjak tahun 1980-an –yang datangnya
terutama dari negara Asia Timur (Jepang, Korea, Hong Kong, dan Taiwan dan
akhir-akhir ini dari Cina), mengurangi sifat hubungan yang istimewa tersebut.
4.
Berkembangnya Keinginan untuk Membantu Negara Berkembang
Satu faktor
penting lain yang meningkatkan usaha pembangunan di negara berkembang adalah
usaha negara maju untuk membantu negara berkembang secara keseluruhannya
mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan, kekurangan modal, dan berbagai
masalah serius lain yang dihadapi.
Pada awal
tahun 1950-an lebih kurang tiga perempat penduduk dunia berada di negara
berkembang dan taraf kemakmuran mereka jauh lebih rendah dari negara maju.
Keadaan ini menimbulkan minat berbagai negara maju memberi bantuan untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
Adanya
keinginan untuk memberi bantuan tersebut dapat dilihat dari sifat pinjaman atau
bantuan lain yang diberikan. Sebagian dari bantuan yang diberikan adalah dalam
bentuk grant atau pemberian –yang berarti negara berkembang yang menerimanya
tidak perlu membayar kembali nilai bantuan yang diberikan. Bantuan yang
bersifat pemberian dapat berupa bantuan dana, bantuan teknik dan tenaga ahli,
bantuan penelitian, dan bantuan dalam bentuk material seperti bahan makanan
atau bantuan pembuatan infrastruktur.
Bentuk lain
dari usaha untuk membantu negara berkembang adalah pemberian pinjaman dengan
syarat yang relatif ringan. Biasanya pinjaman yang diberikan untuk membiayai
proyek pembangunan mempunyai syarat yang jauh lebih ringan dari pinjaman
komersil atau investasi biasa. Sifat umum bantuan yang diberikan negara maju
dan badan internasional adalah :
a. suku bunga
pinjaman rendah;
b. grace period atau tenggang waktu untuk membayar kembali pinjaman cukup lama; dan
c. masa untuk membayar kembali pinjaman cukup panjang (20-30 tahun).
2. CAKUPAN BAHASAN EKONOMI PEMBANGUNAN
b. grace period atau tenggang waktu untuk membayar kembali pinjaman cukup lama; dan
c. masa untuk membayar kembali pinjaman cukup panjang (20-30 tahun).
2. CAKUPAN BAHASAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Cakupan
Ekonomi Pembangunan lebih luas dari sekedar perubahan keadaan dari miskin ke
kaya, dari ekonomi pedesaan tradisional ke ekonomi perkotaan modern.
Pembangunan
tidak hanya bersegi gagasan mengenai perbaikan-perbaikan ekonomi semata
melainkan juga mengenai harga diri manusia, ketentraman, keadilan dan persamaan
yang lebih tinggi.
Selain itu,
tujuan suci pembangunan ekonomi pertama-tama haruslah memperbaiki nasib kaum
miskin di negara Dunia Ketiga. Untuk mencapai tujuan suci ini, terdapat tiga
tujuan yang lebih terinci dari pembangunan ekonomi suatu negara, yaitu :
a. menaikkan
pendapatan nasional (GNP) riel;
b. meningkatkan produktivitas nasional; dan
c. pemerataan pendapatan untuk seluruh masyarakat.
3. EVOLUSI MAKNA PEMBANGUNAN
b. meningkatkan produktivitas nasional; dan
c. pemerataan pendapatan untuk seluruh masyarakat.
3. EVOLUSI MAKNA PEMBANGUNAN
Pembangunan
ekonomi menduduki peran yang sangat penting bagi negara-negara di seluruh
dunia,terutama setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua. Selama masa perang dunia
kedua perhatian terhadap pembangunan ekonnomi menurun. Kondisi peperangan yang
melanda hampir seluruh dunia menggeser perhatian kepada aktivitas politik dan
militer, sehingga masalah pembangunan ekonomi seolah tenggelam.
Setelah
berakhirnya Perang Dunia Kedua, dimulai Perang Dingin antara dua kekuatan dunia
dan perhatian dan bantuan pembangunan ekonomi pun mulai diminati kembali
walaupun sebagai perebutan pengaruh. Namun kini pembangunan ekonomi suatu
negara lebih ditekankan untuk mensejahterakan masyarakatnya.
4. PEMBANGUNAN
EKONOMI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi adalah suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu
perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Perkembangan tersebut selalu dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan
pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Pendapatan
nasional adalah nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu negara
pada suatu tahun tertentu –dan secara konseptual nilai tersebut dinamakan
produk domestik bruto (PDB). Nilai tersebut dapat dihitung menurut harga yang
berlaku dan harga tetap.
Dengan
menghitung menurut harga tetap, pendapatan nasional riil yang dihitung dari
tahun ke tahun menggambarkan perkembangan produksi barang dan jasa yang
sebenarnya berlaku dalam perekonomian. Dengan demikian, tingkat pertumbuhan
ekonomi menggambarkan mengenai perkembangan kegiatan ekonomi yang berlaku dalam
suatu tahun tertentu. Ia menggambarkan sampai di mana barang dan jasa telah
bertambah pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
B. Pembangunan
Ekonomi
Cara yang
paling mudah untuk membedakan arti pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
adalah dengan menggunakan ungkapan berikut : ”Pembangunan Ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan”. Artinya, ada tidaknya
pembangunan ekonomi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu tidak saja
diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku dari tahun ke tahun,
tetapi juga perlu diukur dari perubahan lain yang berlaku dalam berbagai aspek
kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan dan teknologi; peningkatan
kesehatan, infrastruktur yang tersedia, dan pendapatan; dan kemakmuran
masyarakat.
Oleh karena
pembangunan ekonomi meliputi berbagai aspek perubahan dalam kegiatan ekonomi,
tidak mudah diukur secara kuantitatif. Untuk menunjukkan prestasi pembangunan
yang dicapai suatu negara diperlukan data pendapatan per kapita.
Data pendapatan
per kapita (pendapatan rata-rata penduduk) sebagai alat untuk mengukur tingkat
kelajuan pembangunan ekonomi dan taraf kemakmuran masyarakat, hingga saat ini
data pendapatan per kapita selalu digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
pembangunan ekonomi.
Oleh karena
tidak terdapat alat pengukur lain yang lebih sesuai, hingga saat ini ahli-ahli
ekonomi masih menggunakan data pendapatan per kapita untuk tujuan :
1. Menunjukkan
secara kasar tingkat kelajuan atau kecepatan pembangunan ekonomi yang dicapai
pada suatu tahun.
Apabila
tingkat pertumbuhan ekonomi selalu rendah dan tidak melebihi tingkat
pertambahan penduduk, pendapatan rata-rata masyarakat (pendapatan per
kapita) akan mengalami penurunan. Apabila dalam jangka panjang pertumbuhan
ekonomi sama dengan pertambahan penduduk, maka perekonomian negara tersebut
tidak mengalami perkembangan (stagnan) dan tingkat kemakmuran masyarakat
tidak mengalami kemajuan.
Dengan
demikian, salah satu syarat penting yang akan mewujudkan pembanngunan ekonomi
adalah : tingkat (persentase) pertumbuhan ekonomi harus melebihi tingkat
pertambahan penduduk.
2.
Membandingkan tingkat kemakmuran yang dicapai berbagai negara
Dalam konteks
ini diasumsikan tingkat kemakmuran suatu negara direfleksikan oleh pendapatan rata-rata
yang diterima penduduknya. Semakin tinggi pendapatan tersebut, semakin tinggi
daya beli penduduk, dan daya beli yang bertambah ini meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
5. SEKILAS TENTANG NEGARA BERKEMBANG
Negara
berkembang terdiri dari negara-negara yang tersebar di tiga benua, yaitu di
Asia, Afrika dan Amerika Latin. Dengan demikian mereka terdiri dari bangsa,
golongan etnik, kepercayaan dan keagamaan, kekayaan alam, kepadatan penduduk
per daerah, dan bebrapa faktor lain yang sangat berbeda. Namun demikian,
terdapat beberapa persamaan penting yang mempengaruhi keadaan perekonomian
negara-negara tersebut. Beberapa ciri yang sama, antara lain :
1. Tingkat
Kemakmuran Relatif Rendah
Faktor-faktor
yang mempengaruhi taraf kemakmuran masyarakat meliputi keadaan perumahan yang
didiami, ada tidaknya aliran listrik dan fasilitas untuk memperoleh air bersih,
keadaan infrastruktur pada umumnya, dan tingkat pendapatan yang diperoleh.
Dari berbagai
faktor di atas, pendapatan yang diperoleh merupakan faktor terpenting. Jika
pendapatannya rendah, bagian yang cukup besar dari penduduk di negara
berkembang menghadapi masalah berikut :
Ø Masalah kekurangan gizi dan taraf kesehatan yang rendah
Ø Kemiskinan masih meluas
Ø Taraf pendidikan masih rendah.
2.
Produktivitas Pekerja Sangat Rendah
Produktivitas
adalah tingkat produksi yang dapat dihasilkan seorang pekerja per tahun.
Dibangdingkan dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di negara maju, tingkat
produktivitas di negara berkembang masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh
:
Ø Sebagian besar penduduk di negara berkembang berada di
sektor pertanian tradisional yang sering menghadapi masalah pengangguran
terselubung. Keberadaab pengangguran terselubung yang berarti kelebihan tenaga
kerja di sektor pertanian akan menurunkan lagi produksi rata-rata (produktivitas)
pekerja.
Ø Kebanyakan usaha di sektor manufaktur terdiri dari usaha
keluarga, yang menggunakan mesin tradisional dan bersifat padat karya.
Ø Sektor ekonomi, taraf pendidikan dan kesehatan pekerja
belum mencapai tahap yang diinginkan.
3. Tingkat
Pertambahan Penduduk Sangat Tinggi
Sesudah Perang
Dunia, penemuan-penemuan baru dalam bidang kesehatan dan pengobatan sangat
mempengaruhi taraf kesehatan penduduk dunia, termasuk di negara berkembang.
Salah satu akibat dari perkembangan ini, tingkat kematian semakin berkurang
tetapi tingkat kelahiran tidak mengalami perubahan. Dengan adanya sifat
perubahan tingkat kematian-tingkat kelahiran ini, tingkat pertambahan penduduk
di negara berkembang telah menjadi semakin pesat. Hal ini menimbulkan beberapa
efek :
Ø Jumlah tanggungan dalam keluarga semakin meningkat,
tetapi pendapatan yang rendah memiliki keterbatasan menanggung lebih banyak
anggota keluarga
Ø Besarnya tanggungan tanpa pendapatan yang memadai
membatasi kemampuan keluarga untuk menyediakan dana untuk pendidikan anak-anak.
Ø Pertambahan tenaga kerja sangat cepat dan sering kali
tidak diikuti oleh pertambahan kesempatan kerja yang sama cepatnya.
4. Kegiatan
Ekonomi Bersifat ”Dualistis”
Yang dimaksud
dengan kegiatan ekonomi yang bersifat ”dualistis” adalah ciri-ciri dalam
suatu kegiatan ekonomi tertentu atau dalam sektor tertentu yang menggunakan dua
teknologi (modern dan tardisional) yang sangat berbeda.
5. Kegiatan
Ekonomi Tetap Terpusat di Sektor Pertanian
Lebih setengah
abad belakangan ini, di beberapa negara berkembang telah terjadi perubahan
kegiatan ekonomi yang sangat drastis. Jika suatu negara berkembang kegiatan
perekonomiannya masih bertumpu pada sektor pertanian, itu artinya sebagian
besar tenaga kerja berada di sektor tersebut, dengan begitu bagian terbesar
dari pendapatan nasional berasal dari kegiatan pertanian dan hasil pertanian
merupakan produk ekspor yang utama. Pada saat ini keadaan telah berubah, baik
ditinjau dari segi menyediakan kesempatan kerja, mewujudkan pendapatan nasional
dan sumber pendapatan ekspor, peranan pertanian telah semakin merosot,
sedangkan peranan sektor industri dan jasa menjadi sangat penting.
6. Bahan
Mentah Merupakan Ekspor Terpenting
Dalam masa
penjajahan, negara berkembang banyak yang mengalami pembangunan sebagai akibat
perkembangan daerah-daerah tertentu yang memiliki kekayaan alam yang diperlukan
oleh pasar dunia. Sebagai contoh penemuan mobil memerlukan karet dan minyak.
Kebutuhan ini mendorong perkembangan beberapa kawasan di negara berkembang yang
memiliki kekayaan minyak bumi dan kontur tanah yang sesuai ditanami karet.
Dalam usaha
untuk mengembangkan ekonominya, berbagai negara berkembang berusaha menaikkan
tingkat kemakmuran masyarakatnya melalui pembangunan sektor industri. Di
kebanyakan negara berkembang sifat ekspornya tidak berubah, yaitu ekspornya
terutama terdiri dari bahan mentah dan komposisi ekspor bahan mentah ini sangat
terbatas pula yaitu hanya terdiri dari beberapa jenis barang saja.
BAB 2
PERLUNYA
INDIKATOR PEMBANGUNAN
Indikator
pembangunan sangat berguna untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil-hasil
pembangunan. Indikator pembangunan dapat memberikan gambaran mengenai lajunya perkembangan
tingkat kesejahteraan masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang terjadi di berbagai negara. Selain itu, indikator pembangunan
juga dapat dipergunakan untuk mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh
negara berkembang untuk menyamakan tingkat kehidupannya dengan negara maju.
Berikut ini
adalah beberapa indikator pembangunan yang sekalipun telah banyak mendapat
kritik tetapi tetap tidak dapat dilupakan peranannya dalam menganalisis dan
mengevaluasi pembangunan.
1. INDIKATOR
PEMBANGUNAN MONETER
A. Indikator
Pendapatan Per-Kapita
Perekonomian
dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila adanya serangkaian peristiwa yang
timbul untuk mewujudkan peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka waktu
panjang, sehingga sekalipun ada satu waktu di mana peningkatan pendapatan per
kapita seolah-olah terhenti, tapi bila di waktu mendatang terjadi peningkatan ,
maka itu tetap dapat disebut terdapat pembangunan ekonomi
B. Indikator
Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan
William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk
memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dengan dua cara :
a. Koreksi
Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor
informal.
b. Koreksi
Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.
2. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
2. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
A. Indikator
Sosial
Oleh Backerman, dibedakan 3 kelompok :
Oleh Backerman, dibedakan 3 kelompok :
1. Usaha
membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di dua negara dengan memperbaiki
cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert
dan Kravis.
2. Penyesuaian
pendapatan masyarakat bandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai
negara.
3. Usaha untuk
membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yang
tidak bersifat moneter (non monetary indicators).
B. Indeks
Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH)
Yaitu gabungan tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH)
Yaitu gabungan tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.
C. Indikator
Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas)
Pendidikan : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.
1. Kesehatan
Rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.
2. Perumahan
Sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah.
3. Angkatan Kerja
Partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan.
4. Keluarga Berencana dan Fertilisasi
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas)
Pendidikan : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.
1. Kesehatan
Rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.
2. Perumahan
Sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah.
3. Angkatan Kerja
Partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan.
4. Keluarga Berencana dan Fertilisasi
Penggunaan
ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, penggunaan
alat kontrasepsi.
5. Ekonomi
Tingkat konsumsi perkapita.
6. Kriminalitas
Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
7. Perjalanan wisata
Frekuensi perjalanan wisata pertahun.
8. Akses di media massa
Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.
Tingkat konsumsi perkapita.
6. Kriminalitas
Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
7. Perjalanan wisata
Frekuensi perjalanan wisata pertahun.
8. Akses di media massa
Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar