Senin, 31 Maret 2014

TULISAN BEBAS 2




Pondok Pesantren Raudhoh Al hikam didirikan pada hari sabtu tanggal 01 muharram 1419 H yang bertepatan dengan tanggal 17 April 1999 M.  Pondok Pesantren ini di Pimpin oleh KH.Zein Djarnuji hingga sekarang. Pondok Pesantren Roudhoh Al-Hikam yang berarti “Taman yang dipenuhi Hikmah” ini mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

Visi :
Menjadi unsur dan wadah yang memberikan  kontribusi positif bagi pengembangan sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa dan berpengetahuan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Misi :
1. Mencetak generasi muslim yang :

  • ‘Ulama’ul ‘Amilin ( Ulama yang mengamalkan ilmu )
  • Immal Muttaqin ( Sponsor manusia untuk bertaqwa )
  • Muttaqin ( Pribadi yang bertaqwa )
2. Berusaha menjadi wadah pembinaan dan dakwah Islam yang sempurna (syamil), menyeluruh (kaffah), dan secara berkelanjutan (Istimrar)
3. Bersama-sama membangun lingkungan kehidupan yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya potensi umat yang amanah, professional dan mandiri
4. Berusaha menjadi dinamisator pemberdayaan sosial kemasyarakatan di Kabupaten Bogor dan sekitarnya .


Inilah Pondok Surgaku, tempat saya mencari ilmu islam & saya adalah salah satu Santri Pondok Pesantren Roudhoh Al-Hikam.

TULISAN BEBAS

Ade Suprianto
1EA13
10213156
Manajemen
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS GUNADARMA


Sejarah Sembilan Wali / Walisongo

“Walisongo” berarti sembilan orang wali”
Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid
Maulana Malik Ibrahim yang tertua. Sunan Ampel anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.
Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat “sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai “tabib” bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai “paus dari Timur” hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha.

Maulana Malik Ibrahim (1)
Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi
Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw.
Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya.
Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik.
Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya.
Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah -kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur.n

Sunan Ampel (2)
Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang)
Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa, mereka singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang, kemudian ia melabuh ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang putri dari Campa, bernama Dwarawati, yang dipersunting salah seorang raja Majapahit beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya.
Sunan Ampel menikah dengan putri seorang adipati di Tuban. Dari perkawinannya itu ia dikaruniai beberapa putera dan puteri. Diantaranya yang menjadi penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Ketika Kesultanan Demak (25 kilometer arah selatan kota Kudus) hendak didirikan, Sunan Ampel turut membidani lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa itu. Ia pula yang menunjuk muridnya Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V raja Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak tahun 1475 M.
Di Ampel Denta yang berawa-rawa, daerah yang dihadiahkan Raja Majapahit, ia membangun mengembangkan pondok pesantren. Mula-mula ia merangkul masyarakat sekitarnya. Pada pertengahan Abad 15, pesantren tersebut menjadi sentra pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara bahkan mancanegara. Di antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut kemudian disebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura.
Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi. Namun, pada para santrinya, ia hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan ibadah. Dia-lah yang mengenalkan istilah “Mo Limo” (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk “tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina.”
Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.n

Sunan Giri (3)
Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja (Babad Tanah Jawi versi Meinsma).
Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai.
Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia dijuluki Sunan Giri.
Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit -konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan- memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata.
Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa.
Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran Singosari, dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada Abad 18.
Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau.
Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung -lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.n

Sunan Bonang (4)
Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban
Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali –yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya.
Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus.
Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah
yang berarti “sapi betina”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi.
Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya.
Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.n

Sunan Kalijaga (5)
Dialah “wali” yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam
Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya.
Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam (‘kungkum’) di sungai (kali) atau “jaga kali”. Namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab “qadli dzaqa” yang menunjuk statusnya sebagai “penghulu suci” kesultanan.
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang “tatal” (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung “sufistik berbasis salaf” -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang.
Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga.
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede – Yogya). Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu -selatan Demak.n

Sunan Gunung Jati (6)
Banyak kisah tak masuk akal yang dikaitkan dengan Sunan Gunung Jati. Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra’ Mi’raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaeman. (Babad Cirebon Naskah Klayan hal.xxii).
Semua itu hanya mengisyaratkan kekaguman masyarakat masa itu pada Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran Raden Manah Rarasa. Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina.
Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan Kasultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati.
Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya “wali songo” yang memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon ke pedalaman Pasundan atau Priangan.
Dalam berdakwah, ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas. Namun ia juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah.
Bersama putranya, Maulana Hasanuddin, Sunan Gunung Jati juga melakukan ekspedisi ke Banten. Penguasa setempat, Pucuk Umum, menyerahkan sukarela penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan Banten.
Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon). Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat.n

Sunan Drajat (7)
Nama kecilnya Raden Qosim. Ia anak Sunan Ampel. Dengan demikian ia bersaudara dengan Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Drajat yang bergelar Raden Syaifuddin ini lahir pada tahun 1470 M
Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di Dusun
Jelog –pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang. Tapi setahun berikutnya Sunan Drajat berpindah 1 kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa Drajat, Paciran-Lamongan.
Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil cara ayahnya: langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria. Terutama seni suluk.
Maka ia menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah suluk petuah “berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang’.
Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong. Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim-piatu dan fakir miskin.n

Sunan Kudus (8)
Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. Di Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang
Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali –yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya.
Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus.
Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti “sapi betina”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi.
Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya.
Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.n

Sunan Muria (9)
Ia putra Dewi Saroh –adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus
Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam.
Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya.
Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.


Sumber :  http://bloggersumut.net/2009/08/sejarah-sembilan-wali-walisongo-wali9/

TULISAN BEBAS PUISI BAHASA INGGRIS


Ade Suprianto
1EA13
10213156
Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma


MY AUNT IS MY MOTHER


When my mother was born I do not know
every year to grow my children who are hungry for love
passed more passes
I own no accompanying
But then I found you
take care, look after me, love me
My happy with your
very happy
You should call my aunt my mother
I was sad when you are gone
today was my day so lonely without you
Did aunt want you to be my mother ?
Aunt said anytime may call mom
I was amazed to hear
my day filled with fun day
until you are old and frail
Until the end of life
mother will still love me
in time, wherever and when ever
I’m proud of you my mother’s aunt





                                     A LETTER TO A FRIEND    

It’s always hurt to see you cry
To see tears falling like rain from the sky
And there’s no answer for why
I never question myself, I never try
It’s always hurt to know there’s nothing I can do
And fact that I don’t even know what to do
It’s so sad but so true
Feels like the color blue
Someday we’ll see we were wrong
And then we realize the day has done
Time won’t turn back, it’s no use to regret
It’s not easy to say good bye, but someway we have to try
Sometimes it’s hurt to remember
About the days we had together
And a piece of heart inside me
Carved with your smile, you can see.
It was the day when I used to care
Think about you, anytime, anywhere
The day when I used to drive you home
When the night was so cold and you were alone
That’s just history, saved properly in my memory
Now we are so far and so different, and yet so silent.
No voices when you say, just few words on my display
That’s OK. Thanks anyway.
PS. I’m sad about the problem you had
But don’t worry my friend,
I’ll be the man when you look behind


Sumber : http://dinaraviyani.wordpress.com/2013/03/19/tulisan-bebas-puisi-bahasa-inggris/

TUGAS BAHASA INGGRIS 2 TENSES



I’m Bob Doughty. And I’m Faith Lapidus with EXPLORATIONS in VOA Special English. For thousands of years, people have been debating the meaning of happiness and how to find it.
From the ancient Greeks and Romans to current day writers and professors, the debate about happiness continues. What makes someone happy? In what parts of the world are people the happiest? Why even study happiness? Today, we explore these questions and learn about several new books on happiness studies.
The Greek philosopher Aristotle said that a person’s highest happiness comes from the use of his or her intelligence. Religious books such as the Koran and Bible discuss faith as a form of happiness. The British scientist Charles Darwin believed that all species were formed in a way so as to enjoy happiness. And, the United States Declaration of Independence guarantees “life, liberty and the pursuit of happiness” as a basic human right.  People throughout history may have had different ideas about happiness. But today, many people are still searching for its meaning.
But how do you study something like happiness? You could start with the World Database of Happiness at Erasmus University in Rotterdam, The Netherlands. This set of information includes how to define and measure happiness. It also includes happiness averages in countries around the world and compares that information through time.
Some findings are not surprising. For example, the database suggests that married people are happier than single people. People who like to be with other people are happier than unsocial people. And people who have sex a lot are happier than people who do not.  But other findings are less expected: People with children are equally happy as couples without children. And wealthier people are only a little happier than poorer people.  The database suggests that people who live in strongly democratic and wealthy countries are happier than those who do not.
This database also shows that studying happiness no longer involves just theories and ideas. Economists, psychiatrists, doctors and social scientists are finding ways of understanding happiness by examining real sets of information.
Positive psychology is the new term for a method of scientific study that tries to examine the things that make life worth living instead of life’s problems. Traditional psychology generally studies negative situations like mental suffering and sickness. But positive psychology aims to study the strengths that allow people and communities to do well. Martin Seligman is the director of the Positive Psychology Center at the University of Pennsylvania in Philadelphia. He says positive psychology has three main concerns: positive emotions, positive individual qualities and positive organizations and communities.
There is also an increasing amount of medical research on the physical qualities of happiness. Doctors can now look at happiness at work in a person’s brain using a method called magnetic resonance imaging, or MRI. For example, an MRI can show how one area of a person’s brain activates when he or she is shown happy pictures. A different area of the brain becomes active when the person sees pictures of terrible subjects.
Doctors are studying brain activity to better understand the physical activity behind human emotions. This research may lead to better understanding of depression and other mental problems.
Happiness is an extremely popular subject for books.  If you search for "happiness" on the Web site of the online bookseller, Amazon.com, you will find more than two hundred thousand results. Experts from several areas of study recently published books on the subject.
The historian Darrin McMahon examines the development of happiness in “Happiness: A History.” Mr. McMahon looks at two thousand years of politics and culture in western countries. He says it is only in recent history that people think of happiness as a natural human right.
Darrin McMahon explains how the ancient Greeks thought happiness was linked to luck. He says it was not until the Enlightenment period in eighteenth century Europe that people began to think they had the power to find happiness themselves. He notes that in demanding happiness, people may think something is wrong with them or others if they are not happy. Mr. McMahon sees the pressure to be happy as actually creating unhappiness.
Darrin McMahon says his book will not make readers happier. But he says that by comparing your situation with people throughout history, you can have a better understanding of the idea of happiness.
The journalist Eric Weiner recently wrote a book called “The Geography of Bliss."  Mr. Weiner traveled to countries such as Switzerland, Bhutan, Qatar and Thailand to investigate happiness in different parts of the world. He met with experts and talked with local people to try to understand what makes people in different societies happy.
For example, Eric Weiner learned that in Bhutan, the government measures “Gross Domestic Happiness” as a way to tell whether its citizens are happy. Mr. Weiner also traveled to Moldova, a country he says is one of the least happy countries in the world. And he traveled to Iceland because studies show that it is one of the happiest nations in the world.
Mr. Weiner at first could not understand why a country with so little sunlight in the winter and so many alcohol drinkers could be so happy. But, he decided that happiness in Iceland is linked to its close community, striking natural beauty and high levels of creativity. Denmark, another cold country, also has been listed as one of the happiest countries.  Mr. Weiner says the United States is the twenty-third happiest country in the world.
Dan Gilbert teaches psychology at Harvard University in Massachusetts.  He recently published “Stumbling on Happiness.” Mr. Gilbert looks at the way the human mind is different from other animals because we can think about the future and use our imaginations.  He also explains how our minds can trick us in a way that creates difficulties in making happy choices for the future.
For example, a person might think that buying a new car would make him or her happy even though the last car the person bought did not. So, events that we believe will bring us happiness bring us less than we think. And, events we fear will make us unhappy make us less unhappy than we believe. The book provides valuable information on the surprising ways in which our minds work. Here is a recording of Mr. Gilbert talking about this “impact bias.” It was taken from the Big Think Web site.
DAN GILBERT:
"Most of the time when people are wrong about how they’ll feel about the future, they’re wrong in the direction of thinking that things will matter to them more than they really do. We are remarkable at our ability to adjust and adapt to almost any situation; but we seem not to know this about ourselves. And so we mistakenly predict that good things will make us happy . . . really happy for a really long time . Bad things, why they’ll just slay us. It turns out neither of these things is by and large true."
Why is studying happiness important? There are many answers to this question. One has to do with understanding happiness in order to create better public policies. Richard Layard is a British economist and lawmaker who studies this subject. His research is influenced by the eighteenth century thinker Jeremy Bentham. Mr. Bentham believed that the goal of public policy was to create the “greatest happiness for the greatest number.”
Richard Layard has looked at the relation between happiness and a country’s wealth. He questions why people in western countries are no happier than they were fifty years ago although they now earn more money.
Mr. Layard believes that part of the problem is that economics and public policy tend to measure a country’s success by the amount of money it makes. He notes that happiness depends on more than the purchasing power of a person or a nation.
Mr. Layard says that public policy should also help people improve the things that lead to happiness such as job security and health.  To help improve public health policies in Britain, Mr. Layard has pressed the British government to spend more money on mental health treatment centers. He argues that by helping people recover from mental illness, the government can make a big step in the effort to increase happiness.
Many people have also written songs about happiness. We leave you with this song by the Pointer Sisters about the happiness of being in love.
This program was written and produced by Dana Demange. I’m Bob Doughty.
And I’m Faith Lapidus. You can read and listen to our programs on our Web site, voaspecialenglish.com. Join us again next week for EXPLORATIONS in VOA Special English.

TENSES

Mr. Layard believes that part of the problem is that economics and public policy tend to measure a country’s success by the amount of money it makes. (simple present)
And so we mistakenly predict that good things will make us happy . . . really happy for a really long time . Bad things, why they’ll just slay us. It turns out neither of these things is by and large true. (simple future)
Richard Layard has looked at the relation between happiness and a country’s wealth.  (simple past)
We leave you with this song by the Pointer Sisters about the happiness of being in love. (simple present)
 Richard Layard is a British economist and lawmaker who studies this subject. (simple present)
Mr. Gilbert looks at the way the human mind is different from other animals because we can think about the future and use our imaginations. (simple present)
Darrin McMahon says his book will not make readers happier. (simple future)

Selasa, 11 Maret 2014

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

PEMBANGUNAN EKONOMI



KELOMPOK 1 :
Ø  ADE SUPRIANTO                                       10213156                  1EA13
Ø  IKHAMKUSUMO NUGROHO                   14213249                  1EA13
Ø  M.REZA PAHLEVI HANAFIAH                      19213935                  1EA13
Ø  RAKA FEBRIANTO PUTRA                     17213209                  1EA13


FAKULTAS  EKONOMI
UNIVERSITAS  GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2013-2014
                                       






BAB 1
PENDAHULUAN
Istilah Pembangunan Ekonomi atau Pembangunan saja pada umumnya diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat. Sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran masyarakat menjadi semakin tinggi.

Istilah Ekonomi Pembangunan mempunyai arti yang sangat berbeda dari yang dijelaskan di atas, tetapi kedua istilah itu mempunyai hubungan yang sangat erat. Ekonomi Pembangunan adalah suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari tentang masalah-masalah ekonomi di negara-negara berkembang dan kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.

Negara berkembang merupakan negara yang pada pertengahan abad yang lalu memiliki taraf pembangunan dan kemakmuran yang sangat rendah. Pada tahun 1950-an sebagian negara berkembang--menurut pangamatan beberapa ahli ekonomi barat—taraf hidupnya masih di bawah taraf negara maju pada saat negara-negara maju tersebut baru memulai pembangunan ekonominya di permulaan abad ke-19.

1. KEBUTUHAN DAN PERHATIAN PADA EKONOMI PEMBANGUNAN
Dari perbedaan arti pembangunan ekonomi dan ekonomi pembangunan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi merupakan masalah yang dihadapi oleh negara berkembang. Perhatian masalah tersebut baru dimulai sejak Perang Dunia II. Mulai dari masalah tersebut, para ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan, pejabat dan badan-badan pemerintah memberikan perhatian yang sangat besar berbagai aspek mengenai pembangunan ekonomi.

Perkembangan Perhatian Terhadap Pembangunan Ekonomi
Sesudah berakhirnya Perang Dunia II, secara mendadak perhatian terhadap masalah-masalah dan issue mengenai pembangunan ekonomi berkembang dengan pesat. Ada beberapa faktor yang dapat dipandang sebagai penyebab bertambah meluasnya perhatian terhadap pembangunan ekonomi di negara berkembang, diantaranya :

A. Keinginan Negara Berkembang untuk Mengatasi Keterbelakangan Mereka
Setelah mencapai kemerdekaan, negara berkembang mulai menekankan kepada usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan bercita-cita untuk mengejar ketinggalan-ketinggalan mereka dibanding prestasi kemajuan ekonomi yang dicapai negara bekas penjajah mereka. Beberapa negara baru yang muncul setelah Perang Dunia II berakhir adalah India, Pakistan, Srilanka, Myanmar Filipina, Indonesia, dan Korea. Pada tahun 1950-an lebih banyak lagi daerah terjajah yang mencapai kemerdekaan seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan berbagai negara di Afrika.
Beberapa negara tersebut bukan saja merupakan negara yang relatif miskin, tetapi juga merupakan negara yang menghadapi masalah penduduk yang serius –yaitu junlah penduduknya cukup besar dan tingkat pertambahanny relatif tinggi. Dalam keadaan seperti itu, mewujudkan pembangunan ekonomi merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak—yaitu untuk mengatasi masalah pengangguran, menciptakan kesempatan kerja yang cukup besar dari waktu ke waktu, meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui pembangunan ekonomi diharapkan kemerdekaan dalam bidang politik dapat dilengkapi dengan kegiatan perekonomian yang semakin berkembang dan kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat.

B. Sebagai Usaha Membantu Mewujudkan Pembangunan Ekonomi untuk Menghambat Perkembangan Komunisme
Dalam beberapa tahun sesudah Perang Dunia II timbul perubahan yang sangat besar dalam pola percaturan politik dunia. Paham komunisme telah melahirkan beberapa negara komunis baru. Rusia merupakan negara komunis pertama (1917). Di Eropa, Jerman Timur berpisah dari Jerman Barat dan menjadi negara komunis. Beberapa negara Eropa Timur lainnya seperti Polandia, Hongaria, Cekoslovakia, Bulgaria dan Rumania dikuasai pemerintah Komunis. Di Asia, Vietnam, korea Utara, dan Cina juga dikuasai oleh pemerintah Komunis. Perubahan ini menimbulkan konflik ideology yang dikenal sebagai Cold War atau “Perang Dingin”. Tetapi sejak akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, kebanyakan negara tersebut telah mengubah sistem pemerintahan dan ekonominya menjadi seperti yang dijalankan negara-negara Barat. Sedangkan Jerman Timur bergabung dengan Jerman Barat.
Semenjak berakhirnya Perang Dunia II, “Perang Dingin” telah menimbulkan perubahan penting dalam hubungan antara negara maju dan negara berkembang. Sebagai salah satu usaha untuk membendung perkembangan komunisme, negara maju terutama Amerika Serika melakukan berbagai usaha untuk mempercepat pembangunan di negara berkembang. Usahanya yang pertama sesudah Perang Dunia II tertumpu kepada membantu memulihkan perekonomian di berbagai negara di Eropa Barat dan Jepang. Bantuan Amerika Serikat dalam membangun Korea, Taiwan, Thailand banyak dilandaskan kepada pemikiran untuk membendung perluasan paham Komunisme di Asia. Dalam tahun 1950-an hingga tahun 1970-an Amerika Serikat juga memberi bantuan pembangunan kepada negara-negara yang relatif netral (tidak pro-Komunis atau pro-Amerika Serikat) –seperti India, Indonesia, Mesir, dan Ghana untuk menjaga agar negara-negara tetrsebut tidak berubah menjadi negara Komunis.

C. Sebagai Usaha untuk Meningkatkan Hubungan Ekonomi
Bantuan negara maju kepada usaha pembangunan ekonomi di beberapa negara berkembang sering juga merupakan suatu alat untuk mempererat hubungan ekonomi di antara kedua negara tersebut. Hal ini terutama dapat dilihat dengan nyata dalam hubungan negara berkembang dengan negara bekas jajahannya –terutama di antara negara Inggris dan Perancis dengan negara bekas jajahannya. Kedua negara ini masih mempunyai posisi yang istimewa dengan negara-negara yang pernah menjadi jajahan mereka. Dengan adanya hak istimewa tersebut, negara bekas jajahan masih dapat mengembangkan pasar untuk hasil-hasil industri mereka. Di samping itu, negara bekas penjajah masih dapat mempertahankan perusahaan-perusahaan yang telah beroperasi semenjak masa penjajah. Walau bagaimanapun, persaingan di pasar internasional yang semakin berkembang semenjak tahun 1980-an –yang datangnya terutama dari negara Asia Timur (Jepang, Korea, Hong Kong, dan Taiwan dan akhir-akhir ini dari Cina), mengurangi sifat hubungan yang istimewa tersebut.

4. Berkembangnya Keinginan untuk Membantu Negara Berkembang
Satu faktor penting lain yang meningkatkan usaha pembangunan di negara berkembang adalah usaha negara maju untuk membantu negara berkembang secara keseluruhannya mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan, kekurangan modal, dan berbagai masalah serius lain yang dihadapi.
Pada awal tahun 1950-an lebih kurang tiga perempat penduduk dunia berada di negara berkembang dan taraf kemakmuran mereka jauh lebih rendah dari negara maju. Keadaan ini menimbulkan minat berbagai negara maju memberi bantuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
Adanya keinginan untuk memberi bantuan tersebut dapat dilihat dari sifat pinjaman atau bantuan lain yang diberikan. Sebagian dari bantuan yang diberikan adalah dalam bentuk grant atau pemberian –yang berarti negara berkembang yang menerimanya tidak perlu membayar kembali nilai bantuan yang diberikan. Bantuan yang bersifat pemberian dapat berupa bantuan dana, bantuan teknik dan tenaga ahli, bantuan penelitian, dan bantuan dalam bentuk material seperti bahan makanan atau bantuan pembuatan infrastruktur.

Bentuk lain dari usaha untuk membantu negara berkembang adalah pemberian pinjaman dengan syarat yang relatif ringan. Biasanya pinjaman yang diberikan untuk membiayai proyek pembangunan mempunyai syarat yang jauh lebih ringan dari pinjaman komersil atau investasi biasa. Sifat umum bantuan yang diberikan negara maju dan badan internasional adalah :
a. suku bunga pinjaman rendah;
b. grace period atau tenggang waktu untuk membayar kembali pinjaman cukup lama; dan
c. masa untuk membayar kembali pinjaman cukup panjang (20-30 tahun).


2. CAKUPAN BAHASAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Cakupan Ekonomi Pembangunan lebih luas dari sekedar perubahan keadaan dari miskin ke kaya, dari ekonomi pedesaan tradisional ke ekonomi perkotaan modern.
Pembangunan tidak hanya bersegi gagasan mengenai perbaikan-perbaikan ekonomi semata melainkan juga mengenai harga diri manusia, ketentraman, keadilan dan persamaan yang lebih tinggi.
Selain itu, tujuan suci pembangunan ekonomi pertama-tama haruslah memperbaiki nasib kaum miskin di negara Dunia Ketiga. Untuk mencapai tujuan suci ini, terdapat tiga tujuan yang lebih terinci dari pembangunan ekonomi suatu negara, yaitu :
a. menaikkan pendapatan nasional (GNP) riel;
b. meningkatkan produktivitas nasional; dan
c. pemerataan pendapatan untuk seluruh masyarakat.


3. EVOLUSI MAKNA PEMBANGUNAN
Pembangunan ekonomi menduduki peran yang sangat penting bagi negara-negara di seluruh dunia,terutama setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua. Selama masa perang dunia kedua perhatian terhadap pembangunan ekonnomi menurun. Kondisi peperangan yang melanda hampir seluruh dunia menggeser perhatian kepada aktivitas politik dan militer, sehingga masalah pembangunan ekonomi seolah tenggelam.
Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, dimulai Perang Dingin antara dua kekuatan dunia dan perhatian dan bantuan pembangunan ekonomi pun mulai diminati kembali walaupun sebagai perebutan pengaruh. Namun kini pembangunan ekonomi suatu negara lebih ditekankan untuk mensejahterakan masyarakatnya.



4. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

A. Pertumbuhan Ekonomi 
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan tersebut selalu dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pendapatan nasional adalah nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu –dan secara konseptual nilai tersebut dinamakan produk domestik bruto (PDB). Nilai tersebut dapat dihitung menurut harga yang berlaku dan harga tetap.
Dengan menghitung menurut harga tetap, pendapatan nasional riil yang dihitung dari tahun ke tahun menggambarkan perkembangan produksi barang dan jasa yang sebenarnya berlaku dalam perekonomian. Dengan demikian, tingkat pertumbuhan ekonomi menggambarkan mengenai perkembangan kegiatan ekonomi yang berlaku dalam suatu tahun tertentu. Ia menggambarkan sampai di mana barang dan jasa telah bertambah pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

B. Pembangunan Ekonomi
Cara yang paling mudah untuk membedakan arti pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi adalah dengan menggunakan ungkapan berikut : ”Pembangunan Ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan”. Artinya, ada tidaknya pembangunan ekonomi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu tidak saja diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku dari tahun ke tahun, tetapi juga perlu diukur dari perubahan lain yang berlaku dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan dan teknologi; peningkatan kesehatan, infrastruktur yang tersedia, dan pendapatan; dan kemakmuran masyarakat.
Oleh karena pembangunan ekonomi meliputi berbagai aspek perubahan dalam kegiatan ekonomi, tidak mudah diukur secara kuantitatif. Untuk menunjukkan prestasi pembangunan yang dicapai suatu negara diperlukan data pendapatan per kapita.
Data pendapatan per kapita (pendapatan rata-rata penduduk) sebagai alat untuk mengukur tingkat kelajuan pembangunan ekonomi dan taraf kemakmuran masyarakat, hingga saat ini data pendapatan per kapita selalu digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pembangunan ekonomi.
Oleh karena tidak terdapat alat pengukur lain yang lebih sesuai, hingga saat ini ahli-ahli ekonomi masih menggunakan data pendapatan per kapita untuk tujuan :

1. Menunjukkan secara kasar tingkat kelajuan atau kecepatan pembangunan ekonomi yang dicapai pada suatu tahun.
Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi selalu rendah dan tidak melebihi tingkat pertambahan penduduk, pendapatan rata-rata masyarakat (pendapatan per kapita) akan mengalami penurunan. Apabila dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi sama dengan pertambahan penduduk, maka perekonomian negara tersebut tidak mengalami perkembangan (stagnan) dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mengalami kemajuan.
Dengan demikian, salah satu syarat penting yang akan mewujudkan pembanngunan ekonomi adalah : tingkat (persentase) pertumbuhan ekonomi harus melebihi tingkat pertambahan penduduk.

2. Membandingkan tingkat kemakmuran yang dicapai berbagai negara
Dalam konteks ini diasumsikan tingkat kemakmuran suatu negara direfleksikan oleh pendapatan rata-rata yang diterima penduduknya. Semakin tinggi pendapatan tersebut, semakin tinggi daya beli penduduk, dan daya beli yang bertambah ini meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. SEKILAS TENTANG NEGARA BERKEMBANG
Negara berkembang terdiri dari negara-negara yang tersebar di tiga benua, yaitu di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Dengan demikian mereka terdiri dari bangsa, golongan etnik, kepercayaan dan keagamaan, kekayaan alam, kepadatan penduduk per daerah, dan bebrapa faktor lain yang sangat berbeda. Namun demikian, terdapat beberapa persamaan penting yang mempengaruhi keadaan perekonomian negara-negara tersebut. Beberapa ciri yang sama, antara lain :

1. Tingkat Kemakmuran Relatif Rendah
Faktor-faktor yang mempengaruhi taraf kemakmuran masyarakat meliputi keadaan perumahan yang didiami, ada tidaknya aliran listrik dan fasilitas untuk memperoleh air bersih, keadaan infrastruktur pada umumnya, dan tingkat pendapatan yang diperoleh.
Dari berbagai faktor di atas, pendapatan yang diperoleh merupakan faktor terpenting. Jika pendapatannya rendah, bagian yang cukup besar dari penduduk di negara berkembang menghadapi masalah berikut :
Ø Masalah kekurangan gizi dan taraf kesehatan yang rendah
Ø Kemiskinan masih meluas
Ø Taraf pendidikan masih rendah.


2. Produktivitas Pekerja Sangat Rendah
Produktivitas adalah tingkat produksi yang dapat dihasilkan seorang pekerja per tahun. Dibangdingkan dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di negara maju, tingkat produktivitas di negara berkembang masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh :
Ø Sebagian besar penduduk di negara berkembang berada di sektor pertanian tradisional yang sering menghadapi masalah pengangguran terselubung. Keberadaab pengangguran terselubung yang berarti kelebihan tenaga kerja di sektor pertanian akan menurunkan lagi produksi rata-rata (produktivitas) pekerja.
Ø Kebanyakan usaha di sektor manufaktur terdiri dari usaha keluarga, yang menggunakan mesin tradisional dan bersifat padat karya.
Ø Sektor ekonomi, taraf pendidikan dan kesehatan pekerja belum mencapai tahap yang diinginkan.

3. Tingkat Pertambahan Penduduk Sangat Tinggi
Sesudah Perang Dunia, penemuan-penemuan baru dalam bidang kesehatan dan pengobatan sangat mempengaruhi taraf kesehatan penduduk dunia, termasuk di negara berkembang. Salah satu akibat dari perkembangan ini, tingkat kematian semakin berkurang tetapi tingkat kelahiran tidak mengalami perubahan. Dengan adanya sifat perubahan tingkat kematian-tingkat kelahiran ini, tingkat pertambahan penduduk di negara berkembang telah menjadi semakin pesat. Hal ini menimbulkan beberapa efek :
Ø Jumlah tanggungan dalam keluarga semakin meningkat, tetapi pendapatan yang rendah memiliki keterbatasan menanggung lebih banyak anggota keluarga
Ø Besarnya tanggungan tanpa pendapatan yang memadai membatasi kemampuan keluarga untuk menyediakan dana untuk pendidikan anak-anak.
Ø Pertambahan tenaga kerja sangat cepat dan sering kali tidak diikuti oleh pertambahan kesempatan kerja yang sama cepatnya.

4. Kegiatan Ekonomi Bersifat ”Dualistis”
Yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi yang bersifat ”dualistis” adalah ciri-ciri dalam suatu kegiatan ekonomi tertentu atau dalam sektor tertentu yang menggunakan dua teknologi (modern dan tardisional) yang sangat berbeda.

5. Kegiatan Ekonomi Tetap Terpusat di Sektor Pertanian
Lebih setengah abad belakangan ini, di beberapa negara berkembang telah terjadi perubahan kegiatan ekonomi yang sangat drastis. Jika suatu negara berkembang kegiatan perekonomiannya masih bertumpu pada sektor pertanian, itu artinya sebagian besar tenaga kerja berada di sektor tersebut, dengan begitu bagian terbesar dari pendapatan nasional berasal dari kegiatan pertanian dan hasil pertanian merupakan produk ekspor yang utama. Pada saat ini keadaan telah berubah, baik ditinjau dari segi menyediakan kesempatan kerja, mewujudkan pendapatan nasional dan sumber pendapatan ekspor, peranan pertanian telah semakin merosot, sedangkan peranan sektor industri dan jasa menjadi sangat penting.

6. Bahan Mentah Merupakan Ekspor Terpenting
Dalam masa penjajahan, negara berkembang banyak yang mengalami pembangunan sebagai akibat perkembangan daerah-daerah tertentu yang memiliki kekayaan alam yang diperlukan oleh pasar dunia. Sebagai contoh penemuan mobil memerlukan karet dan minyak. Kebutuhan ini mendorong perkembangan beberapa kawasan di negara berkembang yang memiliki kekayaan minyak bumi dan kontur tanah yang sesuai ditanami karet.
Dalam usaha untuk mengembangkan ekonominya, berbagai negara berkembang berusaha menaikkan tingkat kemakmuran masyarakatnya melalui pembangunan sektor industri. Di kebanyakan negara berkembang sifat ekspornya tidak berubah, yaitu ekspornya terutama terdiri dari bahan mentah dan komposisi ekspor bahan mentah ini sangat terbatas pula yaitu hanya terdiri dari beberapa jenis barang saja.

BAB 2
PERLUNYA INDIKATOR PEMBANGUNAN
Indikator pembangunan sangat berguna untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil-hasil pembangunan. Indikator pembangunan dapat memberikan gambaran mengenai lajunya perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang terjadi di berbagai negara. Selain itu, indikator pembangunan juga dapat dipergunakan untuk mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara berkembang untuk menyamakan tingkat kehidupannya dengan negara maju.
Berikut ini adalah beberapa indikator pembangunan yang sekalipun telah banyak mendapat kritik tetapi tetap tidak dapat dilupakan peranannya dalam menganalisis dan mengevaluasi pembangunan.




1. INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER

A. Indikator Pendapatan Per-Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila adanya serangkaian peristiwa yang timbul untuk mewujudkan peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka waktu panjang, sehingga sekalipun ada satu waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita seolah-olah terhenti, tapi bila di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat disebut terdapat pembangunan ekonomi

B. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dengan dua cara :
a. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor informal.
b. Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.

2. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER

A. Indikator Sosial
Oleh Backerman, dibedakan 3 kelompok :
1. Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di dua negara dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.
2. Penyesuaian pendapatan masyarakat bandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.
3. Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yang tidak bersifat moneter (non monetary indicators).
B. Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH)
Yaitu gabungan tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.

C. Indikator Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas)
Pendidikan : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.
1. Kesehatan
Rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.
2. Perumahan
Sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah.
3. Angkatan Kerja
Partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan.
4. Keluarga Berencana dan Fertilisasi
Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi.

5. Ekonomi
Tingkat konsumsi perkapita.
6. Kriminalitas
Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
7. Perjalanan wisata
Frekuensi perjalanan wisata pertahun.
8. Akses di media massa
Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.