Ø ADE SUPRIANTO 10213156
Ø RAKA FEBRIANTO PUTRA 17213209
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB 1
PENDAHULUAN
Istilah Pembangunan
Ekonomi atau Pembangunan saja pada umumnya diartikan sebagai serangkaian usaha
dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga
infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin
berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat.
Sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja akan
bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran masyarakat menjadi
semakin tinggi.
Istilah Ekonomi Pembangunan mempunyai arti yang sangat
berbeda dari yang dijelaskan di atas, tetapi kedua istilah itu mempunyai
hubungan yang sangat erat. Ekonomi Pembangunan adalah suatu bidang studi dalam
ilmu ekonomi yang mempelajari tentang masalah-masalah ekonomi di negara-negara
berkembang dan kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan
pembangunan ekonomi.
Negara berkembang merupakan negara yang pada pertengahan
abad yang lalu memiliki taraf pembangunan dan kemakmuran yang sangat rendah.
Pada tahun 1950-an sebagian negara berkembang--menurut pangamatan beberapa ahli
ekonomi barat—taraf hidupnya masih di bawah taraf negara maju pada saat
negara-negara maju tersebut baru memulai pembangunan ekonominya di permulaan
abad ke-19.
1. KEBUTUHAN DAN PERHATIAN PADA EKONOMI PEMBANGUNAN
Dari perbedaan arti pembangunan ekonomi dan ekonomi
pembangunan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi merupakan
masalah yang dihadapi oleh negara berkembang. Perhatian masalah tersebut baru
dimulai sejak Perang Dunia II. Mulai dari masalah tersebut, para ahli di
berbagai bidang ilmu pengetahuan, pejabat dan badan-badan pemerintah memberikan
perhatian yang sangat besar berbagai aspek mengenai pembangunan ekonomi.
Perkembangan Perhatian Terhadap Pembangunan Ekonomi
Sesudah berakhirnya Perang Dunia II, secara mendadak
perhatian terhadap masalah-masalah dan issue mengenai pembangunan ekonomi
berkembang dengan pesat. Ada beberapa faktor yang dapat dipandang sebagai
penyebab bertambah meluasnya perhatian terhadap pembangunan ekonomi di negara
berkembang, diantaranya :
A. Keinginan Negara Berkembang untuk Mengatasi
Keterbelakangan Mereka
Setelah mencapai kemerdekaan, negara berkembang mulai
menekankan kepada usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan
bercita-cita untuk mengejar ketinggalan-ketinggalan mereka dibanding prestasi
kemajuan ekonomi yang dicapai negara bekas penjajah mereka. Beberapa negara
baru yang muncul setelah Perang Dunia II berakhir adalah India, Pakistan,
Srilanka, Myanmar Filipina, Indonesia, dan Korea. Pada tahun 1950-an lebih
banyak lagi daerah terjajah yang mencapai kemerdekaan seperti Malaysia,
Singapura, Brunei, dan berbagai negara di Afrika.
Beberapa negara tersebut bukan saja merupakan negara yang
relatif miskin, tetapi juga merupakan negara yang menghadapi masalah penduduk
yang serius –yaitu junlah penduduknya cukup besar dan tingkat pertambahanny
relatif tinggi. Dalam keadaan seperti itu, mewujudkan pembangunan ekonomi
merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak—yaitu untuk mengatasi masalah
pengangguran, menciptakan kesempatan kerja yang cukup besar dari waktu ke
waktu, meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Melalui pembangunan ekonomi diharapkan kemerdekaan dalam bidang politik dapat
dilengkapi dengan kegiatan perekonomian yang semakin berkembang dan
kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat.
B. Sebagai Usaha Membantu Mewujudkan Pembangunan Ekonomi
untuk Menghambat Perkembangan Komunisme
Dalam beberapa tahun sesudah Perang Dunia II timbul
perubahan yang sangat besar dalam pola percaturan politik dunia. Paham
komunisme telah melahirkan beberapa negara komunis baru. Rusia merupakan negara
komunis pertama (1917). Di Eropa, Jerman Timur berpisah dari Jerman Barat dan
menjadi negara komunis. Beberapa negara Eropa Timur lainnya seperti Polandia,
Hongaria, Cekoslovakia, Bulgaria dan Rumania dikuasai pemerintah Komunis. Di
Asia, Vietnam, korea Utara, dan Cina juga dikuasai oleh pemerintah Komunis.
Perubahan ini menimbulkan konflik ideology yang dikenal sebagai Cold War atau “Perang
Dingin”. Tetapi sejak akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, kebanyakan
negara tersebut telah mengubah sistem pemerintahan dan ekonominya menjadi
seperti yang dijalankan negara-negara Barat. Sedangkan Jerman Timur bergabung
dengan Jerman Barat.
Semenjak berakhirnya Perang Dunia II, “Perang Dingin”
telah menimbulkan perubahan penting dalam hubungan antara negara maju dan
negara berkembang. Sebagai salah satu usaha untuk membendung perkembangan
komunisme, negara maju terutama Amerika Serika melakukan berbagai usaha untuk
mempercepat pembangunan di negara berkembang. Usahanya yang pertama sesudah
Perang Dunia II tertumpu kepada membantu memulihkan perekonomian di berbagai
negara di Eropa Barat dan Jepang. Bantuan Amerika Serikat dalam membangun Korea,
Taiwan, Thailand banyak dilandaskan kepada pemikiran untuk membendung perluasan
paham Komunisme di Asia. Dalam tahun 1950-an hingga tahun 1970-an Amerika
Serikat juga memberi bantuan pembangunan kepada negara-negara yang relatif
netral (tidak pro-Komunis atau pro-Amerika Serikat) –seperti India, Indonesia,
Mesir, dan Ghana untuk menjaga agar negara-negara tetrsebut tidak berubah
menjadi negara Komunis.
C. Sebagai Usaha untuk Meningkatkan Hubungan Ekonomi
Bantuan negara maju kepada usaha pembangunan ekonomi di
beberapa negara berkembang sering juga merupakan suatu alat untuk mempererat
hubungan ekonomi di antara kedua negara tersebut. Hal ini terutama dapat
dilihat dengan nyata dalam hubungan negara berkembang dengan negara bekas
jajahannya –terutama di antara negara Inggris dan Perancis dengan negara bekas
jajahannya. Kedua negara ini masih mempunyai posisi yang istimewa dengan
negara-negara yang pernah menjadi jajahan mereka. Dengan adanya hak istimewa
tersebut, negara bekas jajahan masih dapat mengembangkan pasar untuk
hasil-hasil industri mereka. Di samping itu, negara bekas penjajah masih dapat
mempertahankan perusahaan-perusahaan yang telah beroperasi semenjak masa
penjajah. Walau bagaimanapun, persaingan di pasar internasional yang semakin
berkembang semenjak tahun 1980-an –yang datangnya terutama dari negara Asia
Timur (Jepang, Korea, Hong Kong, dan Taiwan dan akhir-akhir ini dari Cina),
mengurangi sifat hubungan yang istimewa tersebut.
4. Berkembangnya Keinginan untuk Membantu Negara
Berkembang
Satu faktor penting lain yang meningkatkan usaha
pembangunan di negara berkembang adalah usaha negara maju untuk membantu negara
berkembang secara keseluruhannya mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan,
kekurangan modal, dan berbagai masalah serius lain yang dihadapi.
Pada awal tahun 1950-an lebih kurang tiga perempat
penduduk dunia berada di negara berkembang dan taraf kemakmuran mereka jauh
lebih rendah dari negara maju. Keadaan ini menimbulkan minat berbagai negara
maju memberi bantuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di negara
berkembang.
Adanya keinginan untuk memberi bantuan tersebut dapat
dilihat dari sifat pinjaman atau bantuan lain yang diberikan. Sebagian dari
bantuan yang diberikan adalah dalam bentuk grant atau pemberian –yang berarti
negara berkembang yang menerimanya tidak perlu membayar kembali nilai bantuan
yang diberikan. Bantuan yang bersifat pemberian dapat berupa bantuan dana,
bantuan teknik dan tenaga ahli, bantuan penelitian, dan bantuan dalam bentuk
material seperti bahan makanan atau bantuan pembuatan infrastruktur.
Bentuk lain dari usaha untuk membantu negara berkembang
adalah pemberian pinjaman dengan syarat yang relatif ringan. Biasanya pinjaman
yang diberikan untuk membiayai proyek pembangunan mempunyai syarat yang jauh
lebih ringan dari pinjaman komersil atau investasi biasa. Sifat umum bantuan
yang diberikan negara maju dan badan internasional adalah :
a. suku bunga pinjaman rendah;
b. grace period atau tenggang waktu untuk membayar kembali pinjaman cukup lama; dan
c. masa untuk membayar kembali pinjaman cukup panjang (20-30 tahun).
2. CAKUPAN BAHASAN EKONOMI PEMBANGUNAN
b. grace period atau tenggang waktu untuk membayar kembali pinjaman cukup lama; dan
c. masa untuk membayar kembali pinjaman cukup panjang (20-30 tahun).
2. CAKUPAN BAHASAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Cakupan Ekonomi Pembangunan lebih luas dari sekedar
perubahan keadaan dari miskin ke kaya, dari ekonomi pedesaan tradisional ke
ekonomi perkotaan modern.
Pembangunan tidak hanya bersegi gagasan mengenai
perbaikan-perbaikan ekonomi semata melainkan juga mengenai harga diri manusia,
ketentraman, keadilan dan persamaan yang lebih tinggi.
Selain itu, tujuan suci pembangunan ekonomi pertama-tama
haruslah memperbaiki nasib kaum miskin di negara Dunia Ketiga. Untuk mencapai
tujuan suci ini, terdapat tiga tujuan yang lebih terinci dari pembangunan
ekonomi suatu negara, yaitu :
a. menaikkan pendapatan nasional (GNP) riel;
b. meningkatkan produktivitas nasional; dan
c. pemerataan pendapatan untuk seluruh masyarakat.
3. EVOLUSI MAKNA PEMBANGUNAN
b. meningkatkan produktivitas nasional; dan
c. pemerataan pendapatan untuk seluruh masyarakat.
3. EVOLUSI MAKNA PEMBANGUNAN
Pembangunan ekonomi menduduki peran yang sangat penting
bagi negara-negara di seluruh dunia,terutama setelah berakhirnya Perang Dunia
Kedua. Selama masa perang dunia kedua perhatian terhadap pembangunan ekonnomi
menurun. Kondisi peperangan yang melanda hampir seluruh dunia menggeser
perhatian kepada aktivitas politik dan militer, sehingga masalah pembangunan
ekonomi seolah tenggelam.
Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, dimulai Perang
Dingin antara dua kekuatan dunia dan perhatian dan bantuan pembangunan ekonomi
pun mulai diminati kembali walaupun sebagai perebutan pengaruh. Namun kini
pembangunan ekonomi suatu negara lebih ditekankan untuk mensejahterakan
masyarakatnya.
4. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu ukuran kuantitatif yang
menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu
apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan tersebut selalu
dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional pada suatu
tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pendapatan nasional adalah nilai barang dan jasa yang
diproduksikan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu –dan secara
konseptual nilai tersebut dinamakan produk domestik bruto (PDB). Nilai tersebut
dapat dihitung menurut harga yang berlaku dan harga tetap.
Dengan menghitung menurut harga tetap, pendapatan
nasional riil yang dihitung dari tahun ke tahun menggambarkan perkembangan
produksi barang dan jasa yang sebenarnya berlaku dalam perekonomian. Dengan
demikian, tingkat pertumbuhan ekonomi menggambarkan mengenai perkembangan
kegiatan ekonomi yang berlaku dalam suatu tahun tertentu. Ia menggambarkan
sampai di mana barang dan jasa telah bertambah pada suatu tahun tertentu
apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
B. Pembangunan Ekonomi
Cara yang paling mudah untuk membedakan arti pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan ekonomi adalah dengan menggunakan ungkapan berikut :
”Pembangunan Ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan”.
Artinya, ada tidaknya pembangunan ekonomi dalam suatu negara pada suatu tahun
tertentu tidak saja diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku
dari tahun ke tahun, tetapi juga perlu diukur dari perubahan lain yang berlaku
dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan dan
teknologi; peningkatan kesehatan, infrastruktur yang tersedia, dan pendapatan;
dan kemakmuran masyarakat.
Oleh karena pembangunan ekonomi meliputi berbagai aspek
perubahan dalam kegiatan ekonomi, tidak mudah diukur secara kuantitatif. Untuk
menunjukkan prestasi pembangunan yang dicapai suatu negara diperlukan data
pendapatan per kapita.
Data pendapatan per kapita (pendapatan rata-rata
penduduk) sebagai alat untuk mengukur tingkat kelajuan pembangunan ekonomi dan
taraf kemakmuran masyarakat, hingga saat ini data pendapatan per kapita selalu
digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pembangunan ekonomi.
Oleh karena tidak terdapat alat pengukur lain yang lebih
sesuai, hingga saat ini ahli-ahli ekonomi masih menggunakan data pendapatan per
kapita untuk tujuan :
1. Menunjukkan secara kasar tingkat kelajuan atau
kecepatan pembangunan ekonomi yang dicapai pada suatu tahun.
Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi selalu rendah dan
tidak melebihi tingkat pertambahan penduduk, pendapatan rata-rata masyarakat (pendapatan
per kapita) akan mengalami penurunan. Apabila dalam jangka panjang
pertumbuhan ekonomi sama dengan pertambahan penduduk, maka perekonomian negara
tersebut tidak mengalami perkembangan (stagnan) dan tingkat kemakmuran
masyarakat tidak mengalami kemajuan.
Dengan demikian, salah satu syarat penting yang akan
mewujudkan pembanngunan ekonomi adalah : tingkat (persentase)
pertumbuhan ekonomi harus melebihi tingkat pertambahan penduduk.
2. Membandingkan tingkat kemakmuran yang dicapai berbagai
negara
Dalam konteks ini diasumsikan tingkat kemakmuran suatu
negara direfleksikan oleh pendapatan rata-rata yang diterima penduduknya.
Semakin tinggi pendapatan tersebut, semakin tinggi daya beli penduduk, dan daya
beli yang bertambah ini meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. SEKILAS TENTANG NEGARA BERKEMBANG
Negara berkembang terdiri dari negara-negara yang tersebar
di tiga benua, yaitu di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Dengan demikian mereka
terdiri dari bangsa, golongan etnik, kepercayaan dan keagamaan, kekayaan alam,
kepadatan penduduk per daerah, dan bebrapa faktor lain yang sangat berbeda.
Namun demikian, terdapat beberapa persamaan penting yang mempengaruhi keadaan
perekonomian negara-negara tersebut. Beberapa ciri yang sama, antara lain :
1. Tingkat Kemakmuran Relatif Rendah
Faktor-faktor yang mempengaruhi taraf kemakmuran
masyarakat meliputi keadaan perumahan yang didiami, ada tidaknya aliran listrik
dan fasilitas untuk memperoleh air bersih, keadaan infrastruktur pada umumnya,
dan tingkat pendapatan yang diperoleh.
Dari berbagai faktor di atas, pendapatan yang diperoleh
merupakan faktor terpenting. Jika pendapatannya rendah, bagian yang cukup besar
dari penduduk di negara berkembang menghadapi masalah berikut :
Ø Masalah kekurangan gizi dan taraf kesehatan yang rendah
Ø Kemiskinan masih meluas
Ø Taraf pendidikan masih rendah.
2. Produktivitas Pekerja Sangat Rendah
Produktivitas adalah tingkat produksi yang dapat
dihasilkan seorang pekerja per tahun. Dibangdingkan dengan tingkat
produktivitas tenaga kerja di negara maju, tingkat produktivitas di negara
berkembang masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh :
Ø Sebagian besar penduduk di negara berkembang berada di
sektor pertanian tradisional yang sering menghadapi masalah pengangguran
terselubung. Keberadaab pengangguran terselubung yang berarti kelebihan tenaga
kerja di sektor pertanian akan menurunkan lagi produksi rata-rata (produktivitas)
pekerja.
Ø Kebanyakan usaha di sektor manufaktur terdiri dari usaha
keluarga, yang menggunakan mesin tradisional dan bersifat padat karya.
Ø Sektor ekonomi, taraf pendidikan dan kesehatan pekerja
belum mencapai tahap yang diinginkan.
3. Tingkat Pertambahan Penduduk Sangat Tinggi
Sesudah Perang Dunia, penemuan-penemuan baru dalam bidang
kesehatan dan pengobatan sangat mempengaruhi taraf kesehatan penduduk dunia,
termasuk di negara berkembang. Salah satu akibat dari perkembangan ini, tingkat
kematian semakin berkurang tetapi tingkat kelahiran tidak mengalami perubahan.
Dengan adanya sifat perubahan tingkat kematian-tingkat kelahiran ini, tingkat
pertambahan penduduk di negara berkembang telah menjadi semakin pesat. Hal ini
menimbulkan beberapa efek :
Ø Jumlah tanggungan dalam keluarga semakin meningkat,
tetapi pendapatan yang rendah memiliki keterbatasan menanggung lebih banyak
anggota keluarga
Ø Besarnya tanggungan tanpa pendapatan yang memadai
membatasi kemampuan keluarga untuk menyediakan dana untuk pendidikan anak-anak.
Ø Pertambahan tenaga kerja sangat cepat dan sering kali
tidak diikuti oleh pertambahan kesempatan kerja yang sama cepatnya.
4. Kegiatan Ekonomi Bersifat ”Dualistis”
Yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi yang bersifat ”dualistis”
adalah ciri-ciri dalam suatu kegiatan ekonomi tertentu atau dalam sektor
tertentu yang menggunakan dua teknologi (modern dan tardisional) yang
sangat berbeda.
5. Kegiatan Ekonomi Tetap Terpusat di Sektor Pertanian
Lebih setengah abad belakangan ini, di beberapa negara
berkembang telah terjadi perubahan kegiatan ekonomi yang sangat drastis. Jika
suatu negara berkembang kegiatan perekonomiannya masih bertumpu pada sektor
pertanian, itu artinya sebagian besar tenaga kerja berada di sektor tersebut,
dengan begitu bagian terbesar dari pendapatan nasional berasal dari kegiatan
pertanian dan hasil pertanian merupakan produk ekspor yang utama. Pada saat ini
keadaan telah berubah, baik ditinjau dari segi menyediakan kesempatan kerja,
mewujudkan pendapatan nasional dan sumber pendapatan ekspor, peranan pertanian
telah semakin merosot, sedangkan peranan sektor industri dan jasa menjadi
sangat penting.
6. Bahan Mentah Merupakan Ekspor Terpenting
Dalam masa penjajahan, negara berkembang banyak yang
mengalami pembangunan sebagai akibat perkembangan daerah-daerah tertentu yang
memiliki kekayaan alam yang diperlukan oleh pasar dunia. Sebagai contoh
penemuan mobil memerlukan karet dan minyak. Kebutuhan ini mendorong
perkembangan beberapa kawasan di negara berkembang yang memiliki kekayaan
minyak bumi dan kontur tanah yang sesuai ditanami karet.
Dalam usaha
untuk mengembangkan ekonominya, berbagai negara berkembang berusaha menaikkan
tingkat kemakmuran masyarakatnya melalui pembangunan sektor industri. Di
kebanyakan negara berkembang sifat ekspornya tidak berubah, yaitu ekspornya
terutama terdiri dari bahan mentah dan komposisi ekspor bahan mentah ini sangat
terbatas pula yaitu hanya terdiri dari beberapa jenis barang saja.
BAB 2
PERLUNYA INDIKATOR PEMBANGUNAN
Indikator pembangunan sangat berguna untuk menganalisis
dan mengevaluasi hasil-hasil pembangunan. Indikator pembangunan dapat
memberikan gambaran mengenai lajunya perkembangan tingkat kesejahteraan
masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang terjadi di
berbagai negara. Selain itu, indikator pembangunan juga dapat dipergunakan
untuk mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara berkembang untuk
menyamakan tingkat kehidupannya dengan negara maju.
Berikut ini adalah beberapa indikator pembangunan yang
sekalipun telah banyak mendapat kritik tetapi tetap tidak dapat dilupakan
peranannya dalam menganalisis dan mengevaluasi pembangunan.
1. INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER
A. Indikator Pendapatan Per-Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila
adanya serangkaian peristiwa yang timbul untuk mewujudkan peningkatan
pendapatan per kapita dalam jangka waktu panjang, sehingga sekalipun ada satu
waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita seolah-olah terhenti, tapi bila
di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat disebut terdapat
pembangunan ekonomi
B. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net
Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan
nilai-nilai GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dengan dua
cara :
a. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang
(leisure time) dan perekonomian sektor informal.
b. Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan
pembangunan.
2. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
2. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
A. Indikator Sosial
Oleh Backerman, dibedakan 3 kelompok :
Oleh Backerman, dibedakan 3 kelompok :
1. Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat
di dua negara dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional,
dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.
2. Penyesuaian pendapatan masyarakat bandingkan dengan
mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.
3. Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari
setiap negara berdasarkan data yang tidak bersifat moneter (non monetary
indicators).
B. Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH)
Yaitu gabungan tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH)
Yaitu gabungan tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.
C. Indikator Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas)
Pendidikan : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.
1. Kesehatan
Rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.
2. Perumahan
Sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah.
3. Angkatan Kerja
Partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan.
4. Keluarga Berencana dan Fertilisasi
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas)
Pendidikan : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.
1. Kesehatan
Rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.
2. Perumahan
Sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah.
3. Angkatan Kerja
Partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan.
4. Keluarga Berencana dan Fertilisasi
Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi.
5. Ekonomi
Tingkat konsumsi perkapita.
6. Kriminalitas
Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
7. Perjalanan wisata
Frekuensi perjalanan wisata pertahun.
8. Akses di media massa
Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.
Tingkat konsumsi perkapita.
6. Kriminalitas
Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
7. Perjalanan wisata
Frekuensi perjalanan wisata pertahun.
8. Akses di media massa
Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.